JOMBANG - Pengoperasian drone pertanian dipraktekkan di desa pacarpeluk kecamatan megaluh, jombang. Berbeda dengan drone pada umumnya, drone pertanian berukuran jauh lebih besar. Pada bagian bawah drone terdapat tangki yang dihubungkan dengan alat penyemprot di bagian kaki-kaki drone.
Untuk menyemprot lahan padi, tangki drone diisi dengan air bercampur pembasmi hama yang dibutuhkan. Setelah dipasang baterai yang juga berukuran besar, drone telah siap beroperasi. Dengan remote control, drone langsung bisa diterbangkan.
Berbeda dengan menggunakan tenaga manusia, penyemprotan menggunakan drone pengerjaannya jauh lebih cepat. Karena
Drone mampu bergerak atau bergeser arah dengan cepat sesuai pergerakan remote control. Setelah selesai, drone ini dapat langsung kembali turun ke tempat semula. Kemudian disiapkan lagi penyemprotan berikutnya.
Suirman kepala desa pacarpeluk mengatakan untuk menyemprot lahan seluas 1 hektare hanya dibutuhkan waktu sekitar 10 menit dengan biaya 110 ribu rupiah. Padahal jika menggunakan tenaga manusia membutuhkan waktu hingga 2 hari kerja dengan biaya 250 hingga 300 ribu rupiah perhektare. Kepala desa ini sengaja menyewa drone dari rekan kerjanya untuk diperkenalkan kepada petani di desanya. Jika para petani berminat, pemerintah desanya tertarik membeli untuk warga.
Jika nanti terbukti hasil panennya bagus, suirman akan merekomendasikan petani yang lain untuk menggunakan drone, bahkan pemerintah desa akan membelinya untuk warga. Sebab harganya cukup terjangkau bagi sebagian petani, sekitar 400 juta rupiah.
Untuk menyemprot lahan padi, tangki drone diisi dengan air bercampur pembasmi hama yang dibutuhkan. Setelah dipasang baterai yang juga berukuran besar, drone telah siap beroperasi. Dengan remote control, drone langsung bisa diterbangkan.
Berbeda dengan menggunakan tenaga manusia, penyemprotan menggunakan drone pengerjaannya jauh lebih cepat. Karena
Drone mampu bergerak atau bergeser arah dengan cepat sesuai pergerakan remote control. Setelah selesai, drone ini dapat langsung kembali turun ke tempat semula. Kemudian disiapkan lagi penyemprotan berikutnya.
Suirman kepala desa pacarpeluk mengatakan untuk menyemprot lahan seluas 1 hektare hanya dibutuhkan waktu sekitar 10 menit dengan biaya 110 ribu rupiah. Padahal jika menggunakan tenaga manusia membutuhkan waktu hingga 2 hari kerja dengan biaya 250 hingga 300 ribu rupiah perhektare. Kepala desa ini sengaja menyewa drone dari rekan kerjanya untuk diperkenalkan kepada petani di desanya. Jika para petani berminat, pemerintah desanya tertarik membeli untuk warga.
Jika nanti terbukti hasil panennya bagus, suirman akan merekomendasikan petani yang lain untuk menggunakan drone, bahkan pemerintah desa akan membelinya untuk warga. Sebab harganya cukup terjangkau bagi sebagian petani, sekitar 400 juta rupiah.