Iklan Beranda

Sketsa Bengawan
Jumat, 18 Februari 2022, 15:21 WIB
Last Updated 2022-02-18T08:21:06Z
Pojok PituViewerViral

Usaha Kripik Tempe Keluhkan Sulitnya Migor Dan Mahalnya Kedelai


NGAWI - Seperti inilah kondisi usaha rumahan kripik tempe,yang ada di dusun sadang, desa karang tengah prandon, kecamatan,kabupaten ngawi. Hampir seluruh pelaku usaha industri rumahan ini berhenti berproduks. Ini dikarenakan sulitnya mendapatkan pasokan minyak goreng, dan tingginya harga kedelai sebagai bahan baku utama. Kenaikan harga kedelai sendiri sudah terjadi sejak sebulan terakhir.

Salah satu pelaku usaha kripik tempe, djuminten menjelaskan, sudah tiga hari terakhir tidak dapat beroperasi karena tidak mendapatkan pasokan minyak goreng. Biasa ia memerlukan sedikitnya 15 liter minyak goreng untuk memproduksi 10 kg tempe. Termasuk tingginya harga kedelai rp.11.600-rp.13.000 ribu per kilogram yang membuat para perajin ini semakin kelimpungan.

Terlebih dengan berhentinya produksi ini maka ia harus mengalami kerugian yang cukup besar. Karena tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Agar tidak terlalu merugi maka ia juga terpaksa menaikkan harga sekitar rp.1.000-2.000 perbungkus tergantung ukuran.

Kini djuminten dan para pelaku usaha kripik tempe di ngawi berharap agar pemerintah kembali menstabilkan harga kedelai dan mempermudah pasokan minyak goreng. Kenaikan harga ini sangat berdampak pada kondisi para pelaku usaha kecil.