KABAR APIK - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Bojonegoro, menggelar pelatihan pengembangan desa tangguh bencana. Kegiatan tersebut bertujuan untuk membentuk desa tangguh bencana, dalam kesiapan membantu, menanggulangi dan mengurangi resiko bencana yang ada di wilayah bantaran sungai yang ada di Bojonegoro.
Pelatihan pengembangan desa tangguh bencana ini digelar di waduk bendo, desa bendo, kecamatan kapas kabupaten bojoengoro, pada selasa pagi. Pelatihan ini diikuti oleh 20 orang warga dari desa tangguh bencana, yakni dari desa kandangan kecamatan trucuk dan anggota jajaran dari BPBD Bojonegoro.
Kegiatan destana diawali dengan penyampaian materi berupa pembekalan destana sekaligus pembukaan kegiatan, dari kepala pelaksana BPBD Bojonegoro, Ardhian Orianto.
Pengembangan desa tangguh bencana ini merupakan bentuk mitigasi bencana, atau upaya untuk mengurangi resiko bencana di wilayah kabupaten Bojonegoro, yaitu seperti kejadian orang tenggelam. Untuk itu, peserta diprioritaskan dari desa-desa yang dilalui atau berada di daerah bantaran sungai bengawan solo.
Pada kegiatan pengembangan desa tangguh bencana, peserta dibekali beberapa pengetahuan sekaligus penanganan dalam penanggulangan bencana. Seperti cara pemakaian pelampung yang baik dan benar, penanganan dan penyelamatan korban tenggelam, mulai dari tata cara menolong korban saat kondisi tenggelam, cara menenangkan korban tenggelam pada saat kondisi panik, hingga cara menyelamatkan korban tenggelam agar nyawanya bisa tertolong. Pada tata cara penanganan serta penyelamatan korban tenggelam, peserta diharuskan praktek secara langsung dan didampingi oleh petugas terlatih dari BPBD Bojonegoro.
Selain penanganan dan penyelamatan korban tenggelam, warga yang mengikuti pengembangan desa tangguh bencana, juga di bekali metode penanganan perahu terbalik ketika hendak menyelamatkan korban tenggelam. Warga yang mengikuti kegiatan tersebut, juga berkesempatan mendapatkan pengetahuan sekaligus ilmu, bagaimana tata cara menyalakan mesin perahu karet, dan mengoperasikan sekaligus menjalankan perahu karet.
Warga yang mengikuti kegiatan tersebut, nampak sangat antusias dan bersemangat. Terbukti dari arahan serta intruksi yang telah disampaikan oleh petugas BPBD, peserta mampu mempraktekan maupun menjalankanya dengan baik dan benar, sesuai intruksi yang telah di sampaikan oleh petugas BPBD.
Kepala pelaksana BPBD Bojonegoro Ardhian Orianto mengatakan. Salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan warga masyarakat agar mempunyai kemampuan membantu mengurangi resiko bencana yang ada di wilayah bantaran sungai bengawan solo Bojonegoro.
Kepala pelaksana BPBD Bojonegoro, Ardhian Orianto berharap. Dengan adanya pembentukan destana ini, diharapkan masyarakat mempunyai kepedualian dan mampu meminimalisir korban koban yang ada di wilayah bantaran sungai.
Pelatihan pengembangan desa tangguh bencana ini digelar di waduk bendo, desa bendo, kecamatan kapas kabupaten bojoengoro, pada selasa pagi. Pelatihan ini diikuti oleh 20 orang warga dari desa tangguh bencana, yakni dari desa kandangan kecamatan trucuk dan anggota jajaran dari BPBD Bojonegoro.
Kegiatan destana diawali dengan penyampaian materi berupa pembekalan destana sekaligus pembukaan kegiatan, dari kepala pelaksana BPBD Bojonegoro, Ardhian Orianto.
Pengembangan desa tangguh bencana ini merupakan bentuk mitigasi bencana, atau upaya untuk mengurangi resiko bencana di wilayah kabupaten Bojonegoro, yaitu seperti kejadian orang tenggelam. Untuk itu, peserta diprioritaskan dari desa-desa yang dilalui atau berada di daerah bantaran sungai bengawan solo.
Pada kegiatan pengembangan desa tangguh bencana, peserta dibekali beberapa pengetahuan sekaligus penanganan dalam penanggulangan bencana. Seperti cara pemakaian pelampung yang baik dan benar, penanganan dan penyelamatan korban tenggelam, mulai dari tata cara menolong korban saat kondisi tenggelam, cara menenangkan korban tenggelam pada saat kondisi panik, hingga cara menyelamatkan korban tenggelam agar nyawanya bisa tertolong. Pada tata cara penanganan serta penyelamatan korban tenggelam, peserta diharuskan praktek secara langsung dan didampingi oleh petugas terlatih dari BPBD Bojonegoro.
Selain penanganan dan penyelamatan korban tenggelam, warga yang mengikuti pengembangan desa tangguh bencana, juga di bekali metode penanganan perahu terbalik ketika hendak menyelamatkan korban tenggelam. Warga yang mengikuti kegiatan tersebut, juga berkesempatan mendapatkan pengetahuan sekaligus ilmu, bagaimana tata cara menyalakan mesin perahu karet, dan mengoperasikan sekaligus menjalankan perahu karet.
Warga yang mengikuti kegiatan tersebut, nampak sangat antusias dan bersemangat. Terbukti dari arahan serta intruksi yang telah disampaikan oleh petugas BPBD, peserta mampu mempraktekan maupun menjalankanya dengan baik dan benar, sesuai intruksi yang telah di sampaikan oleh petugas BPBD.
Kepala pelaksana BPBD Bojonegoro Ardhian Orianto mengatakan. Salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan warga masyarakat agar mempunyai kemampuan membantu mengurangi resiko bencana yang ada di wilayah bantaran sungai bengawan solo Bojonegoro.
Kepala pelaksana BPBD Bojonegoro, Ardhian Orianto berharap. Dengan adanya pembentukan destana ini, diharapkan masyarakat mempunyai kepedualian dan mampu meminimalisir korban koban yang ada di wilayah bantaran sungai.