TUBAN - Cuaca buruk berupa ombak besar disertai angin kencang yang melanda perairan laut utara jawa kabupaten tuban, dalam dua bulan terakhir, menyebabkan hasil tangkapan ikan nelayan setempat merosot drastis.
Kondisi ini salah satunya dirasakan nelayan perahu besar, di desa palang, kecamatan palang, kabupaten tuban. Sejak cuaca buruk, mereka hanya bisa mencari ikan di tengah laut selama 12 hari saja. Jika pada kondisi normal, para nelayan ini mencari ikan antara 2 pekan hingga 3 pekan.
Kondisi ini, membuat hasil tangkapan ikan para nelayan merosot drastis. Jika biasanya sekali berangkat melaut mereka mampu
Mendapatkan ikan sebanyak 162 kwintal, kini mereka hanya mampu mendapatkan ikan sebanyak 72 kwintal saja.
Hasil tangkapan yang merosot membuat para nelayan mengeluh. Pasalnya modal yang dikeluarkan hanya berbanding tipis jika dibandingkan hasil yang diperoleh.
Dalam sekali melaut, modal untuk biaya operasional yang dibutuhkan antara 50 - 70 juta rupiah. Sedangkan hasil yang didapatkan dari menjual ikan hasil tangkapan saat ini hanya mencapai 80 juta rupiah. Setelah dikurangi biaya operasional kapal, keuntungan tersebut kemudian dibagi dengan sekitar 25 awak kapal dan pemilik kapal.
Padahal dalam kondisi normal, perahu besar bisa menjual hasil tangkapan ikan dengan nilai 200 juta rupiah dalam sekali melaut.
Merosotnya hasil tangkapan ikan, membuat harga ikan laut dipasaran naik. Saat ini, harga berbagai jenis ikan di pasar ikan di kawasan pesisir tuban mengalami kenaikan antara 2 ribu hingga 3 ribu rupiah perkilogramnya. Menurut para pedagang ikan, kenaikan ini dipicu minimnya stok ikan dari para nelayan akibat cuaca buruk.
Kondisi ini salah satunya dirasakan nelayan perahu besar, di desa palang, kecamatan palang, kabupaten tuban. Sejak cuaca buruk, mereka hanya bisa mencari ikan di tengah laut selama 12 hari saja. Jika pada kondisi normal, para nelayan ini mencari ikan antara 2 pekan hingga 3 pekan.
Kondisi ini, membuat hasil tangkapan ikan para nelayan merosot drastis. Jika biasanya sekali berangkat melaut mereka mampu
Mendapatkan ikan sebanyak 162 kwintal, kini mereka hanya mampu mendapatkan ikan sebanyak 72 kwintal saja.
Hasil tangkapan yang merosot membuat para nelayan mengeluh. Pasalnya modal yang dikeluarkan hanya berbanding tipis jika dibandingkan hasil yang diperoleh.
Dalam sekali melaut, modal untuk biaya operasional yang dibutuhkan antara 50 - 70 juta rupiah. Sedangkan hasil yang didapatkan dari menjual ikan hasil tangkapan saat ini hanya mencapai 80 juta rupiah. Setelah dikurangi biaya operasional kapal, keuntungan tersebut kemudian dibagi dengan sekitar 25 awak kapal dan pemilik kapal.
Padahal dalam kondisi normal, perahu besar bisa menjual hasil tangkapan ikan dengan nilai 200 juta rupiah dalam sekali melaut.
Merosotnya hasil tangkapan ikan, membuat harga ikan laut dipasaran naik. Saat ini, harga berbagai jenis ikan di pasar ikan di kawasan pesisir tuban mengalami kenaikan antara 2 ribu hingga 3 ribu rupiah perkilogramnya. Menurut para pedagang ikan, kenaikan ini dipicu minimnya stok ikan dari para nelayan akibat cuaca buruk.