SKETSA BENGAWAN - Kabupaten Tuban, identik dengan penyebaran dan perkembangan agama islam di bagian timur pulau jawa. Nuansa islami kota bumi wali tersebut, tertuang dalam keindahan masjid agung Tuban.
Masjid yang terletak di sebelah barat alun-alun Tuban ini, menjadi salahsatu kebanggaan masyarakat kota bumi wali. Sebab, ornamen dan coraknya unik berwarna-warni seperti bangunan dalam dongeng 1001 malam.
Keindahan masjid agung Tuban, layak disandingkan dengan masjid-masjid besar di seluruh penjuru nusantara. Dari kejauhan, terlihat tiga kubah besar berwarna dominan biru dan kuning, yang menjadi ciri khas. Selain itu juga terdapat enam menara menjulang tinggi, sehingga menambah indah pesona masjid.
Masjid yang dibangun pada tahun 1894 ini memiliki dua bagian, yaitu serambi dan ruang sholat utama. Arsitektur masjid berbeda jauh dengan ciri masjid jawa, yang atapnya bersusun tiga. Terlebih polesan cat berpadu apik dengan ornamen bernafaskan islam menambah kesan mewah dan indah.
Keunikan ini membuat masjid agung Tuban menjadi salahsatu tujuan wisata religi. Para pelancong yang kebetulan melintasi pantura, kerap meluangkan waktu singgah untuk menjalankan sholat sambil melepas lelah. Selain itu, letaknya yang bersebelahan dengan komplek makam sunan bonang membuat masjid agung kerap disinggahi peziarah.
Menurut takmir masjid agung Tuban, uswandi, masjid ini didirikan pada tanggal 29 juli 1894 masehi atau bertepatan dengan tahun 1824 dalam kalender jawa. Cikal bakal masjid agung ini, dimulai dari pembangunan mihrob lama, yang berlangsung beberapa tahun, pada masa penjajahan belanda.
Meski telah berulang kali mengalami renovasi, masjid agung Tuban tetap mempertahankan tiga bangunan peninggalan sejarah. Diantaranya berupa mihrob, menara, dan lampu hias, yang menjadi cikal bakal berdirinya masjid.
Bentuknya masjid agung dinilai tidak terpengaruh dengan bentuk masjid di jawa pada umumnya, yang mana biasanya atap masjid bersusun tiga. Arsitektur masjid ini justru dipengaruhi oleh corak timur tengah, india, dan eropa. Namun, sekilas bangunannya tampak ada kemiripan dengan masjid raya baiturrahman, banda aceh.
Masjid yang terletak di sebelah barat alun-alun Tuban ini, menjadi salahsatu kebanggaan masyarakat kota bumi wali. Sebab, ornamen dan coraknya unik berwarna-warni seperti bangunan dalam dongeng 1001 malam.
Keindahan masjid agung Tuban, layak disandingkan dengan masjid-masjid besar di seluruh penjuru nusantara. Dari kejauhan, terlihat tiga kubah besar berwarna dominan biru dan kuning, yang menjadi ciri khas. Selain itu juga terdapat enam menara menjulang tinggi, sehingga menambah indah pesona masjid.
Masjid yang dibangun pada tahun 1894 ini memiliki dua bagian, yaitu serambi dan ruang sholat utama. Arsitektur masjid berbeda jauh dengan ciri masjid jawa, yang atapnya bersusun tiga. Terlebih polesan cat berpadu apik dengan ornamen bernafaskan islam menambah kesan mewah dan indah.
Keunikan ini membuat masjid agung Tuban menjadi salahsatu tujuan wisata religi. Para pelancong yang kebetulan melintasi pantura, kerap meluangkan waktu singgah untuk menjalankan sholat sambil melepas lelah. Selain itu, letaknya yang bersebelahan dengan komplek makam sunan bonang membuat masjid agung kerap disinggahi peziarah.
Menurut takmir masjid agung Tuban, uswandi, masjid ini didirikan pada tanggal 29 juli 1894 masehi atau bertepatan dengan tahun 1824 dalam kalender jawa. Cikal bakal masjid agung ini, dimulai dari pembangunan mihrob lama, yang berlangsung beberapa tahun, pada masa penjajahan belanda.
Meski telah berulang kali mengalami renovasi, masjid agung Tuban tetap mempertahankan tiga bangunan peninggalan sejarah. Diantaranya berupa mihrob, menara, dan lampu hias, yang menjadi cikal bakal berdirinya masjid.
Bentuknya masjid agung dinilai tidak terpengaruh dengan bentuk masjid di jawa pada umumnya, yang mana biasanya atap masjid bersusun tiga. Arsitektur masjid ini justru dipengaruhi oleh corak timur tengah, india, dan eropa. Namun, sekilas bangunannya tampak ada kemiripan dengan masjid raya baiturrahman, banda aceh.