TUBAN - Wabah penyakit mulut dan kuku atau pmk membuat peternak sapi tradisional di kabupaten tuban, merasa resah. Kondisi tersebut salah satunya dirasakan para peternak sapi tradisional di desa kasiman, kecamatan kerek, kabupaten tuban.
Mereka khawatir, wabah pmk pada sapi yang melanda sejumlah daerah wilayah jawa timur, terus meluas. Meski demikian, berdasarkan data dari dinas peternakan tuban, sapi-sapi lokal setempat sampai saat ini masih terbebas dari penularan pmk.
Sedangkan peternak sapi lokal setempat, terus memperhatikan perawatan ternak mereka. Yakni dengan memberikan makan dan minum yang cukup sesuai porsinya, serta menjaga kebersihan kandang.
Supri, salah satu peternak sapi lokal di tuban mengatakan, meski penyebaran pmk belum ditemukan di kabupaten tuban, namun para peternak tradisional telah menghindari interaksi dengan sapi pasar hewan. Sejak sepekan terakhir, mereka hanya melakukan transaksi penjualan hasil panen dan membeli indukan dari peternak lokal, khususnya tetangga.
Sementara itu, para peternak setempat mengaku belum mengetahui cara menangani sapi jika terserang wabah pmk. Untuk itu, para peternak sapi berharap pemerintah daerah setempat melakukan sosialisasi. Agar peternak mengetahui cara penanganan pertama terhadap sapi jika terjangkit penyakit tersebut.
Sementara itu, naslan , peternak sapi tradisional di tuban mengaku, jika sapinya sakit, ia melakukan pertolongan pertama dengan memberikan jamu tradisional yang dibeli dari toko sekitar. Namun, jika sakit tak kunjung sembuh, maka langkah selanjutnya dipanggilkan dokter hewan.
Antisipasi wabah pmk dengan cara menghindari transaksi dan interaksi di pasar hewan dipilih peternak lokal tuban. Pasalnya, hal ini tidak berbeda dengan transaksi di pasar hewan, proses jual beli antar peternak juga dapat saling menawar hingga disepakati harga. Hanya saja, pilihan ternak yang ditawarkan tidak banyak.
Mereka khawatir, wabah pmk pada sapi yang melanda sejumlah daerah wilayah jawa timur, terus meluas. Meski demikian, berdasarkan data dari dinas peternakan tuban, sapi-sapi lokal setempat sampai saat ini masih terbebas dari penularan pmk.
Sedangkan peternak sapi lokal setempat, terus memperhatikan perawatan ternak mereka. Yakni dengan memberikan makan dan minum yang cukup sesuai porsinya, serta menjaga kebersihan kandang.
Supri, salah satu peternak sapi lokal di tuban mengatakan, meski penyebaran pmk belum ditemukan di kabupaten tuban, namun para peternak tradisional telah menghindari interaksi dengan sapi pasar hewan. Sejak sepekan terakhir, mereka hanya melakukan transaksi penjualan hasil panen dan membeli indukan dari peternak lokal, khususnya tetangga.
Sementara itu, para peternak setempat mengaku belum mengetahui cara menangani sapi jika terserang wabah pmk. Untuk itu, para peternak sapi berharap pemerintah daerah setempat melakukan sosialisasi. Agar peternak mengetahui cara penanganan pertama terhadap sapi jika terjangkit penyakit tersebut.
Sementara itu, naslan , peternak sapi tradisional di tuban mengaku, jika sapinya sakit, ia melakukan pertolongan pertama dengan memberikan jamu tradisional yang dibeli dari toko sekitar. Namun, jika sakit tak kunjung sembuh, maka langkah selanjutnya dipanggilkan dokter hewan.
Antisipasi wabah pmk dengan cara menghindari transaksi dan interaksi di pasar hewan dipilih peternak lokal tuban. Pasalnya, hal ini tidak berbeda dengan transaksi di pasar hewan, proses jual beli antar peternak juga dapat saling menawar hingga disepakati harga. Hanya saja, pilihan ternak yang ditawarkan tidak banyak.