BOJONEGORO - Ditutupnya kembali jembatan glendeng, penghubung kabupaten bojonegoro dengan kabupaten tuban, menjadi berkah tersendiri bagi jasa penyeberangan perahu tradisional sungai bengawan solo. Kondisi tersebut seperti terlihat di penyeberangan sungai bengawan solo di desa kalirejo, kecamatan bojonegoro kota, kabupaten bojonegoro, menuju desa simo, kecamatan soko, kabupaten tuban, pada rabu pagi.
Jasa penyeberangan perahu tradisional menjadi alternatif para pengguna roda dua. Pasalnya, jika melintasi jembatan kaliketek baik dari arah bojonegoro maupun tuban, mereka harus memutar hingga belasan kilometer. Dengan adanya penyeberangan perahu tradisional ini, pengguna kendaraan roda dua bisa mempersingkat waktu dan jarak tempuh.
Gatot, penyedia jasa penyeberangan perahu mengatakan. Perahu yang digunakan untuk menyeberangkan sepeda motor ada 2, masing masing beroperasi dibagi 2 sif, yakni sif 1 jam 5 pagi sampai jam 1 siang, sedangkan sif 2 jam 1 sampai 9 malam. Ia mengungkapkan, untuk tarif penyebrangan dikenai biaya 2 ribu rupiah sekali menyebrang.
Sementara setiap 1 sif beroperasi, ia bersama temanya bisa mendapat omset lebih dari 200 ribu. Meski demikian, jembatan glendeng sudah bisa dilalui kendaraan seperti sebelumnya, maka ia tidak bisa menyediaka jasa penyeberangan dan kembali bertani.
Bagi masyarakat, di tutupnya jembatan glendeng berdampak pada aktivitas sehari hari masyarakat sekitar. Pasalnya, sebelumnya lebih mudah dan cepat jika ingin ke bojonegoro dari tuban, atau sebaliknya melalui jembatan. Kini, pasca jembatan ditutup total, masyarakat terpaksa memilih menggunakan jasa penyeberangan menggunakan perahu, karena lebih cepat dan efisien untuk beraktifitas.
masyarakat berharap, jembatan glendeng segera diperbaiki, agar masyarakat bisa beraktivitas seperti semula.
Jasa penyeberangan perahu tradisional menjadi alternatif para pengguna roda dua. Pasalnya, jika melintasi jembatan kaliketek baik dari arah bojonegoro maupun tuban, mereka harus memutar hingga belasan kilometer. Dengan adanya penyeberangan perahu tradisional ini, pengguna kendaraan roda dua bisa mempersingkat waktu dan jarak tempuh.
Gatot, penyedia jasa penyeberangan perahu mengatakan. Perahu yang digunakan untuk menyeberangkan sepeda motor ada 2, masing masing beroperasi dibagi 2 sif, yakni sif 1 jam 5 pagi sampai jam 1 siang, sedangkan sif 2 jam 1 sampai 9 malam. Ia mengungkapkan, untuk tarif penyebrangan dikenai biaya 2 ribu rupiah sekali menyebrang.
Sementara setiap 1 sif beroperasi, ia bersama temanya bisa mendapat omset lebih dari 200 ribu. Meski demikian, jembatan glendeng sudah bisa dilalui kendaraan seperti sebelumnya, maka ia tidak bisa menyediaka jasa penyeberangan dan kembali bertani.
Bagi masyarakat, di tutupnya jembatan glendeng berdampak pada aktivitas sehari hari masyarakat sekitar. Pasalnya, sebelumnya lebih mudah dan cepat jika ingin ke bojonegoro dari tuban, atau sebaliknya melalui jembatan. Kini, pasca jembatan ditutup total, masyarakat terpaksa memilih menggunakan jasa penyeberangan menggunakan perahu, karena lebih cepat dan efisien untuk beraktifitas.
masyarakat berharap, jembatan glendeng segera diperbaiki, agar masyarakat bisa beraktivitas seperti semula.