SURABAYA - Sebagai salah satu entitas Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang aktif di dalam industri hulu migas, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 (JTB) Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, operator dari Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru memiliki komitmen untuk membantu memajukan masyarakat di sekitar wilayah operasi. Salah satunya melalui Program Pengembangan Masyarakat atau lebih dikenal dengan PPM.
Tidak cukup hanya sampai disitu, PEPC JTB juga mendorong simpul-simpul perekonomian masyarakat yang selama ini mendapatkan pendampingan dari PPM untuk maju dan terus mengembangkan diri melalui forum-forum yang berjenjang dari tingkat lokal, regional hingga nasional. Seperti yang dilakukan PEPC JTB kepada dua mitra binaannya yakni kelompok UMKM perajin batik Sekar Rinambat dari Desa Dolokgede, Tambakrejo dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro yang bergerak pada usaha budidaya ayam petelur yang kini telah semakin berkembang.
Berbekal ikhtiar dan tekad untuk terus berkembang, kedua mitra binaan PEPC JTB tersebut berpartisipasi di ajang Pra Forum Kapasitas Nasional (Forkapnas) yang diselenggarakan oleh SKK Migas Perwakilan Jabanusa di Ballroom Hotel Shangri-la Surabaya, Jawa Timur selama tiga hari dan berakhir pada Kamis (19/05). Pra Forkapnas 2022 Wilayah Jabanusa merupakan bagian dari rangkaian awal acara penunjang untuk menuju Forkapnas 2022, yang akan diselenggarakan di Jakarta pada 27 hingga 28 Juli 2022 mendatang.
Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas, Erwin Suryadi dalam pembukaan kegiatan ini menyampaikan bahwa industri hulu migas memiliki peran strategis dan sebagai kontributor utama bagi perekonomian nasional dan daerah. Keberadaan industri hulu migas menurut Erwin memberikan kontribusi positif bagi pendapatan sejumlah pemerintah daerah melalui dana bagi hasil migas, yang secara tidak langsung memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. “SKK Migas bersama KKKS terus mendorong peningkatan peran industri nasional maupun lokal di seluruh pelaksanaan aktivitas industri hulu migas demi pencapaian target TKDN 2022 dan mengejar visi 2030,” ujar Erwin.
Pemilik UMKM Batik Sekar Rinambat Tri Astutik mengaku bangga dan sangat antusias dapat turut berpartisipasi pada ajang Forkapnas ini karena dapat menambah wawasan dan membangun jejaring relasi (networking) yang sangat bermanfaat dalam mengembangkan usahanya kedepan.”Terima kasih PEPC JTB, akhirnya kami dapat terjun di ajang yang membaggakan bagi kami. Ini adalah pertama kali saya mengikuti acara pameran sejak kelompok batik kami terbentuk pada tahun 2015 dan kegiatan ini menurut saya sangat bermanfaat,” ungkap Tutik.
Walau Tutik dan kelompok batiknya telah memiliki pelanggan setia yang kerap memesan batik seperti Pemerintah Desa, Kecamatan sekolah dan beberapa pondok pesantren sehingga omzet dari kelompok pembatik ini mencapai 100 – 200 juta pertahunnya, namun dengan mengikuti ajang pameran seperti ini selain dapat membuka peluang pasar yang lebih luas juga dapat memperluas wawasan serta memberikan kesempatan bagi Tutik untuk memperkenalkan produk batik khas Jonegoroan ke masyarakat luas. Hal lain yang terasa manfaatnya dari ajang ini adalah kesempatan untuk membangun networking dan sharing ilmu dengan sesama pelaku UMKM se Jawa Timur.
Di tempat yang sama, Ast. Manager Field Relation PEPC JTB Weanny Hikmat yang hadir pada kegiatan ini mengungkapkan pihaknya memiliki komitmen dalam kaitan peningkatan kapasitas masyarakat, baik dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi maupun lingkungan. Dengan melibatkan mitra binaan seperti ini menurutnya sebagai bagian dari proses peningkatan itu sendiri. “Dengan mengikuti forum seperti ini, UMKM dan mitra binaan kami selain dapat memperluas networking-nya, juga dapat menambah kepercayaan diri serta mencari peluang baru yang dapat membuka kesempatan sebagai penyedia barang jasa di perusahaan migas,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Nurwahidi berharap, Forum Kapasitas Nasional ini bisa menjadi wadah yang dapat mempertemukan para pemangku kepentingan, khususnya dunia usaha pabrikan, vendor, serta UMKM binaan KKKS dalam lingkup industri penunjang hulu migas di wilayah Jabanusa. “Banyaknya pelaku industri hulu migas yang beroperasi di wilayah Jabanusa diharapkan dapat memberikan banyak efek ganda yang bermanfaat bagi industri-industri penunjang dan masyarakat di sekitar wilayah operasi,” kata Nurwahidi.