JOMBANG - Kerajinan sarung tenun goyor asal jombang, mampu menembus pasar internasional. Kerajinan sarung tenun ini adalah milik sugeng riyadi, warga desa plumbung gambang , kecamatan gudo jombang.
Sarung tenun yang diberi label sarung goyor tebuireng ini diminati karena bahan yang halus. Apalagi seluruh proses produksi hanya mengandalkan ketekunan ibu ibu yang dipekerjakannya.
Ada belasan ibu rumah tangga yang mengerjakan kain bahan sarung ini. Mereka mengerjakan di masing masing rumah sebagai pekerjaan sambilan. Dengan ketrampilannya ini sarung bermotif khas jombang diproduksi dengan alat tenun tradisional.
Sugeng riyadi pemilik usaha sarung tenun ini mengaku kesulitan melatih kelompok muda untuk menekuni ketrampilan tenun. Rata rata pekerja masih didominasi kelompok ibu rumah tangga. Sehari mereka hanya mampu menyelesaikan satu lembar kain. Padahal satu sarung membutuhkan dua kain hasil tenun para pekerjanya.
Sarung hasil tangan ini dijual ke pelanggan untuk kelas menengah ke atas. Satu sarung biasa dijual antara 300 ribu hingga 500 ribu. Melalui ekportir yang ada di surabaya sarung ini di eksport untuk kebutuhan sarung pengembala domba. Perajin berharap pemerintah memfasilitasi untuk melatih pekerja mengoperasikan alat tenun tradisional yang mulai berkurang peminatnya.
Sarung tenun yang diberi label sarung goyor tebuireng ini diminati karena bahan yang halus. Apalagi seluruh proses produksi hanya mengandalkan ketekunan ibu ibu yang dipekerjakannya.
Ada belasan ibu rumah tangga yang mengerjakan kain bahan sarung ini. Mereka mengerjakan di masing masing rumah sebagai pekerjaan sambilan. Dengan ketrampilannya ini sarung bermotif khas jombang diproduksi dengan alat tenun tradisional.
Sugeng riyadi pemilik usaha sarung tenun ini mengaku kesulitan melatih kelompok muda untuk menekuni ketrampilan tenun. Rata rata pekerja masih didominasi kelompok ibu rumah tangga. Sehari mereka hanya mampu menyelesaikan satu lembar kain. Padahal satu sarung membutuhkan dua kain hasil tenun para pekerjanya.
Sarung hasil tangan ini dijual ke pelanggan untuk kelas menengah ke atas. Satu sarung biasa dijual antara 300 ribu hingga 500 ribu. Melalui ekportir yang ada di surabaya sarung ini di eksport untuk kebutuhan sarung pengembala domba. Perajin berharap pemerintah memfasilitasi untuk melatih pekerja mengoperasikan alat tenun tradisional yang mulai berkurang peminatnya.