BOJONEGORO - Tanaman padi yang rusak diterjang angin, tersebar merata di beberapa desa, wilayah kecamatan kedungadem, sumberrejo, balen, dan kepohbaru, kabupaten bojonegoro.
Salahsatunya terpantau di wilayah desa balongcabe kecamatan kedungadem. Lebih dari sebelas hektar tanaman padi yang sudah mendekati masa panen, atau berumur rata-rata 85 hari, rusak parah. Bahkan, sebagian besar diantaranya roboh hingga nyaris rata dengan tanah.
Kondisi tersebut, membuat para petani terancam rugi besar. Tiap petak lahan seluas setengah hektar, kerugian ditaksir mencapai rata-rata dua sampai tiga juta rupiah. Sebab, tanaman padi yang roboh, tak dapat tumbuh optimal dan hampir dipastikan berdampak pada berkurangnya hasil panen.
Sementara guna meminimalisir resiko kerugian yang lebih besar. Sejumlah petani berusaha menegakkan kembali padi yang roboh dengan cara mengikat rumpun padi dengan tali. Upaya ini dilakukan agar padi tidak membusuk karena terendam air.
Salahsatu petani, khoirum menuturkan, angin kencang disertai hujan deras, membuat tanaman padi yang masih hijau, roboh. Kondisi ini cukup merugikan petani.
Selain karena terlanjur mengeluarkan biaya besar, saat masa cocok tanam dan pemupukan. Kerugian juga disebabkan hasil panen yang hampir dipastikan merosot drastis, sekitar 20 hingga 30 persen dari kondisi normal yang mencapai rata-rata tujuh ton per hektar.
Atas musibah ini, para petani mengaku pasrah. Mereka berharap masih ada sisa padi yang bagus untuk dipanen, sehingga masih ada keuntungan untuk modal bercocok tanam di musim berikutnya.
Salahsatunya terpantau di wilayah desa balongcabe kecamatan kedungadem. Lebih dari sebelas hektar tanaman padi yang sudah mendekati masa panen, atau berumur rata-rata 85 hari, rusak parah. Bahkan, sebagian besar diantaranya roboh hingga nyaris rata dengan tanah.
Kondisi tersebut, membuat para petani terancam rugi besar. Tiap petak lahan seluas setengah hektar, kerugian ditaksir mencapai rata-rata dua sampai tiga juta rupiah. Sebab, tanaman padi yang roboh, tak dapat tumbuh optimal dan hampir dipastikan berdampak pada berkurangnya hasil panen.
Sementara guna meminimalisir resiko kerugian yang lebih besar. Sejumlah petani berusaha menegakkan kembali padi yang roboh dengan cara mengikat rumpun padi dengan tali. Upaya ini dilakukan agar padi tidak membusuk karena terendam air.
Salahsatu petani, khoirum menuturkan, angin kencang disertai hujan deras, membuat tanaman padi yang masih hijau, roboh. Kondisi ini cukup merugikan petani.
Selain karena terlanjur mengeluarkan biaya besar, saat masa cocok tanam dan pemupukan. Kerugian juga disebabkan hasil panen yang hampir dipastikan merosot drastis, sekitar 20 hingga 30 persen dari kondisi normal yang mencapai rata-rata tujuh ton per hektar.
Atas musibah ini, para petani mengaku pasrah. Mereka berharap masih ada sisa padi yang bagus untuk dipanen, sehingga masih ada keuntungan untuk modal bercocok tanam di musim berikutnya.