NGAWI - Salah satu peternak sapi di Kabupaten Ngawi, Yasin, 57 Tahun, warga Desa Majasem, Kecamatan Kendal, terus berjuang menyelamatkan belasan sapi miliknya yang masih tersisa akibat terserang wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Pengobatan dilakukan dengan mulai diberi ramuan obat herbal, hingga penyemprotan desinfektan pada kuku sapi yang nyaris terkelupas itu.
Menurut Yasin, dari 39 ekor sapi miliknya, kini tinggal 19 ekor saja. Dua ekor sapi diantaranya masing-masing berbobot 7 hingga 8 kwintal mati setelah terserang PMK. Keduanya dikubur dibelakang kandang dengan cara dipotong-potong.
Disaat yang bersamaan yasin mengaku juga sempat menyelamatkan seekor sapi yang sakit dengan cara di sembelih paksa sebelum mati. Sementara dagingnya hanya laku 8 juta rupiah. Lainnya sebanyak 17 ekor sapi dijual paksa ke pedagang dengan harga murah. Akibat kejadian itu ia mengalami kerugian lebih dari 400 juta rupiah.
“Saya kecewa dengan lemahnya penanganan dari dinas terkait dalam penanggulangan wabah PMK ini.” Keluh Yasin saat ditemui Selasa (21/06/2022).
Bahkan ia mengaku sudah melaporkan sapinya yang mati, maupun dijual paksa tersebut ke dinas terkait. Namun hingga kini belum ada penanganan.
Berdasarkan data dinas perikanan dan peternakan Kabupaten Ngawi hingga kini ada 261 ternak sapi yang terinfeksi PMK, dan belum ada yang mati.
Menurut Yasin, dari 39 ekor sapi miliknya, kini tinggal 19 ekor saja. Dua ekor sapi diantaranya masing-masing berbobot 7 hingga 8 kwintal mati setelah terserang PMK. Keduanya dikubur dibelakang kandang dengan cara dipotong-potong.
Disaat yang bersamaan yasin mengaku juga sempat menyelamatkan seekor sapi yang sakit dengan cara di sembelih paksa sebelum mati. Sementara dagingnya hanya laku 8 juta rupiah. Lainnya sebanyak 17 ekor sapi dijual paksa ke pedagang dengan harga murah. Akibat kejadian itu ia mengalami kerugian lebih dari 400 juta rupiah.
“Saya kecewa dengan lemahnya penanganan dari dinas terkait dalam penanggulangan wabah PMK ini.” Keluh Yasin saat ditemui Selasa (21/06/2022).
Bahkan ia mengaku sudah melaporkan sapinya yang mati, maupun dijual paksa tersebut ke dinas terkait. Namun hingga kini belum ada penanganan.
Berdasarkan data dinas perikanan dan peternakan Kabupaten Ngawi hingga kini ada 261 ternak sapi yang terinfeksi PMK, dan belum ada yang mati.