JOMBANG - Ning Wiwik Erfaina, 48 Tahun, warga Desa Menganto, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, tetap melakukan aktifitas seperti hari-hari biasanya, pada Kamis (02/06/2022).
Perempuan single parent ini, tetap menjalankan profesinya sebagai menjahit pakaian perempuan yang biasa disebut permax pakaian. Pakaian yang telah jadi, dikecilkan ataupun dibesarkan sesuai keinginan pemilik pakaian. ongkos yang dipatok pun tidak mahal, hanya berkisar 10-20 ribu rupiah perpotong.
Menjahit permax pakaian perempuan, telah dijalani Ning Wiwik Erfaina sejak belasan tahun lalu. Meski penghasilannya tidak besar, namun perempuan beranak dua orang ini rajin menabung, sehingga pada tahun 2011 silam bisa mendaftar haji.
Ning Wiwik mengaku, sebenarnya dirinya dijadwalkan berangkat ke tanah suci pada tahun 2020 silam. Namun dikarenakan pandemi covid-19, keberangkatannya tertunda hingga tahun 2022 ini.
Menjelang keberangkatan tahun 2020 lalu, tukang permak pakaian ini juga telah melunasi BPIH. Karena terbiasa menjahit pakaian, seragam haji dari pemerintah juga dikerjakannya sendiri. Baju panjang batik sebagai identitas jamaah haji asal indonesia ini diukur sendiri dan dijahit sendiri.
“Setelah sempat tertunda 2 tahun, alhamdulillah tahun ini bisa berangkat ke tanah suci mas. Apalagi juga ada pengurangan kuota 50 persen, sehingga awalnya sempat was-was juga kalo nggak masuk daftar.” Jelas Ning Wiwik.
Sekedar diketahui, Jamaah calon haji asal Jombang yang dijadwalkan berangkat tahun ini sebanyak 461 orang, dari semula 1051 orang sebelum ada pembatasan usia. Rencananya, jamaah dibagi dua kloter embarkasi Juanda Surabaya. Kloter 33 berangkat tanggal 28 Juni 2022 dan kloter 35 berangkat tanggal 29 Juni 2022.
Perempuan single parent ini, tetap menjalankan profesinya sebagai menjahit pakaian perempuan yang biasa disebut permax pakaian. Pakaian yang telah jadi, dikecilkan ataupun dibesarkan sesuai keinginan pemilik pakaian. ongkos yang dipatok pun tidak mahal, hanya berkisar 10-20 ribu rupiah perpotong.
Menjahit permax pakaian perempuan, telah dijalani Ning Wiwik Erfaina sejak belasan tahun lalu. Meski penghasilannya tidak besar, namun perempuan beranak dua orang ini rajin menabung, sehingga pada tahun 2011 silam bisa mendaftar haji.
Ning Wiwik mengaku, sebenarnya dirinya dijadwalkan berangkat ke tanah suci pada tahun 2020 silam. Namun dikarenakan pandemi covid-19, keberangkatannya tertunda hingga tahun 2022 ini.
Menjelang keberangkatan tahun 2020 lalu, tukang permak pakaian ini juga telah melunasi BPIH. Karena terbiasa menjahit pakaian, seragam haji dari pemerintah juga dikerjakannya sendiri. Baju panjang batik sebagai identitas jamaah haji asal indonesia ini diukur sendiri dan dijahit sendiri.
“Setelah sempat tertunda 2 tahun, alhamdulillah tahun ini bisa berangkat ke tanah suci mas. Apalagi juga ada pengurangan kuota 50 persen, sehingga awalnya sempat was-was juga kalo nggak masuk daftar.” Jelas Ning Wiwik.
Sekedar diketahui, Jamaah calon haji asal Jombang yang dijadwalkan berangkat tahun ini sebanyak 461 orang, dari semula 1051 orang sebelum ada pembatasan usia. Rencananya, jamaah dibagi dua kloter embarkasi Juanda Surabaya. Kloter 33 berangkat tanggal 28 Juni 2022 dan kloter 35 berangkat tanggal 29 Juni 2022.