NGAWI - Berbagai upaya mengantisipasi munculnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dilakukan Pemkab Ngawi, mulai membuat checkpoint di wilayah perbatasan, intensitas pemeriksaan ternak, hingga sistem buka tutup pasar hewan akhirnya tidak menjamin akan terhindar dari wabah PMK yang menyerang ternak.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Kesehatan Hewan Indonesia (ISHIKNAS), serta aplikasi siagapmk.id puluhan ternak warga di Kabupaten Ngawi telah terjangkit PMK. Hingga Rabu (15/06/2022) terdapat 32 ekor hewan ternak di Ngawi yang dinyatakan positif PMK. Terdiri dari ternak sapi, kerbau, dan kambing.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Perikanan dan Peternakan Ngawi, Wachidah Suryandani menjelaskan, ternak tersebut tersebar di kecamatan Ngawi, Kwadungan, Padas, Pangkur, Widodaren dan Karangjati.
“Awal ditemukan kasus PMK tersebut dari laporan peternak pada 8 Juni 2022 jika hewan ternaknya mengalami ciri - ciri PMK. Selanjutnya ditindaklanjuti dengan pengambilan sampel untuk diuji lab pada balai besar veteriner di Wates Yogyakarta, dan hasilnya telah diketahui kemarin yang dinyatakan positif PMK.” Papar Wachidah Suryandani.
Awal pengambilan sampel dilakukan pada rusa 6 ekor yang berada di Monumen Suryo dengan hasil negatif, kerbau 6 ekor, sapi 9 ekor dan kambing 1 ekor, yang semuanya dinyatakan positif. Hingga kini petugas lapangan terus melakukan pendataan dan pengambilan beberapa sampel untuk kembali diuji.
Wachidah menambahkan, hasil temuan itu maka ditindak lanjuti dengan pemberian obat-obatan bagi yang sudah terkena PMK.
“Termasuk memisahkan ternak yang positif dengan yang sehat, serta menghimbau peternak untuk segera melaporkan jika menemukan gejala PMK pada ternak mereka.” Tutupnya.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Kesehatan Hewan Indonesia (ISHIKNAS), serta aplikasi siagapmk.id puluhan ternak warga di Kabupaten Ngawi telah terjangkit PMK. Hingga Rabu (15/06/2022) terdapat 32 ekor hewan ternak di Ngawi yang dinyatakan positif PMK. Terdiri dari ternak sapi, kerbau, dan kambing.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Perikanan dan Peternakan Ngawi, Wachidah Suryandani menjelaskan, ternak tersebut tersebar di kecamatan Ngawi, Kwadungan, Padas, Pangkur, Widodaren dan Karangjati.
“Awal ditemukan kasus PMK tersebut dari laporan peternak pada 8 Juni 2022 jika hewan ternaknya mengalami ciri - ciri PMK. Selanjutnya ditindaklanjuti dengan pengambilan sampel untuk diuji lab pada balai besar veteriner di Wates Yogyakarta, dan hasilnya telah diketahui kemarin yang dinyatakan positif PMK.” Papar Wachidah Suryandani.
Awal pengambilan sampel dilakukan pada rusa 6 ekor yang berada di Monumen Suryo dengan hasil negatif, kerbau 6 ekor, sapi 9 ekor dan kambing 1 ekor, yang semuanya dinyatakan positif. Hingga kini petugas lapangan terus melakukan pendataan dan pengambilan beberapa sampel untuk kembali diuji.
Wachidah menambahkan, hasil temuan itu maka ditindak lanjuti dengan pemberian obat-obatan bagi yang sudah terkena PMK.
“Termasuk memisahkan ternak yang positif dengan yang sehat, serta menghimbau peternak untuk segera melaporkan jika menemukan gejala PMK pada ternak mereka.” Tutupnya.