TUBAN - Jumlah kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Tuban, terus bertambah. Hingga selasa pagi (07/06/2022) tercatat, sebanyak 1.763 ternak terjangkit PMK. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.669 masih dinyatakan sakit, 80 dinyatakan sembuh, sedangkan 6 lainnya dinyatakan mati.
Terkait hal ini, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tuban terus melakukan pencegahan dengan memberikan pengobatan pada sapi yang terpapar virus PMK. Selain itu, petugas juga melakukan upaya pencegahan penyebaran virus pmk dengan memberikan penanganan simtomatis dan suportif, pada binatang ternak.
Ternak terjangkit PMK diberikan suntik vaksin dan vitaminserta penyemprotan pada kaki. Selain itu, petugas juga melakukan penanganan suportif, yaitu dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat, terkait cara pencegahan penyebaran virus PMK, serta penanganan virus dengan menggunakan beberapa obat tradisional.
“Salah satu upaya pengendalian penyebaran PMK itu salah satunya dengan membatasi lalu lintas ternak, dan lalu lintas ternak itu kan tersebar dipasar hewan. Maka dari itu kita sepakat untuk melakukan penutupan pasar. Sambil melihat perkembangan kasusnya.” Papar Kabid Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tuban, Pipin Diah Larasati.
Langkah penutupan pasar hewan dilakukan karena, berdasarkan investigasi petugas, tingginya kasus PMK di Tuban terjadi akibat transaksi jual beli ternak di pasar hewan.
“Transaksi di Pasar Hewan jadi salah satu pemicu tingginya PMK di Tuban. Atau ternak yang dijual dipasar, tapi gak laku dan dijual kembali.” Terang Pipin
Sementara itu, petugas gabungan dari Polisi, Tni dan Satpol PP terus berpatroli dan berjaga di pintu masuk pasar hewan. Ini dilakukan petugas untuk memastikan, tidak ada aktifitas jual beli hewan di pasar hewan di Tuban. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran dan penularan pmk.
“Semua petugas melakukan pemantauan diwilayah pasar hewan masing-masing. Jika ada pedagang kepasar, akan kami minta balik dan pulang.” Tegas AKP Carito, Kapolsek Semanding, Tuban.
Penutupan pasar hewan ini akan dilakukan hingga batas waktu yang tak bisa ditentukan.
Terkait hal ini, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tuban terus melakukan pencegahan dengan memberikan pengobatan pada sapi yang terpapar virus PMK. Selain itu, petugas juga melakukan upaya pencegahan penyebaran virus pmk dengan memberikan penanganan simtomatis dan suportif, pada binatang ternak.
Ternak terjangkit PMK diberikan suntik vaksin dan vitaminserta penyemprotan pada kaki. Selain itu, petugas juga melakukan penanganan suportif, yaitu dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat, terkait cara pencegahan penyebaran virus PMK, serta penanganan virus dengan menggunakan beberapa obat tradisional.
“Salah satu upaya pengendalian penyebaran PMK itu salah satunya dengan membatasi lalu lintas ternak, dan lalu lintas ternak itu kan tersebar dipasar hewan. Maka dari itu kita sepakat untuk melakukan penutupan pasar. Sambil melihat perkembangan kasusnya.” Papar Kabid Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tuban, Pipin Diah Larasati.
Langkah penutupan pasar hewan dilakukan karena, berdasarkan investigasi petugas, tingginya kasus PMK di Tuban terjadi akibat transaksi jual beli ternak di pasar hewan.
“Transaksi di Pasar Hewan jadi salah satu pemicu tingginya PMK di Tuban. Atau ternak yang dijual dipasar, tapi gak laku dan dijual kembali.” Terang Pipin
Sementara itu, petugas gabungan dari Polisi, Tni dan Satpol PP terus berpatroli dan berjaga di pintu masuk pasar hewan. Ini dilakukan petugas untuk memastikan, tidak ada aktifitas jual beli hewan di pasar hewan di Tuban. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran dan penularan pmk.
“Semua petugas melakukan pemantauan diwilayah pasar hewan masing-masing. Jika ada pedagang kepasar, akan kami minta balik dan pulang.” Tegas AKP Carito, Kapolsek Semanding, Tuban.
Penutupan pasar hewan ini akan dilakukan hingga batas waktu yang tak bisa ditentukan.
