TUBAN - Kasus penyebaran dan penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Tuban, kian tak terkendali. Berdasarkan data dari Pemkab Tuban, saat ini tercatat ada sebanyak 3.251 kasus PMK.
Kondisi terparah salah satunya terjadi di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban. Wabah PMK ini masuk desa setempat sekitar dua pekan terakhir, hingga menyebar dan menulari ratusan sapi yang ada di desa setempat.
Di desa ini, sedikitnya 24 ekor sapi yang mati akibat terjangkit PMK. Salah satunya adalah sapi milik Muhamad Usen. Paska mati, sapi milik usen ini dikubur di dekat kandang di belakang rumahnya. Penguburan sapi dilakukan secara gotong royong bersama tetangganya.
“3 sapi saya terkena PMK sejak sepekan lalu. 2 lainnya masih dalam perawatan, sementara satu sapinya mati.” Terang Muhamad Usen.
Berbagai upaya telah dilakukan dengan memanggil dokter hewan, memberikan obat-obatan hingga ramuan tradisional. Namun, salah satu sapinya tetap tak tertolong.
“Sudah disuntuk dokter hewan, saya beri obat hingga ramuan, tapi tetap ada yang mati.” Keluhnya.
Sementara itu, Suyono, salah satu peternak sapi setempat mengatakan, sebanyak 6 ekor sapi miliknya terkena PMK sejak dua pekan lalu. Namun, hingga kini sapi-sapi miliknya belum sembuh, meski sudah melakukan berbagai upaya pengobatan.
“PMK disini parah mas, ada sekitar 24 sapi yang mati. Untungnya sapi 6 ini masih hidup meskipun masih belum bisa berdiri.” Jelas Suyono.
Para peternak tradisional di Desa setempat berharap, pihak Pemerintah Kabupaten Tuban segera turun tangan dan serius melakukan penanganan wabah PMK, sehingga ternak-ternak yang terkena PMK bisa tertolong.
Apalagi jelang Idul Adha ini, lalu lintas ternak dari dalam tuban maupun luar daerah terlihat normal, sehingga dikhawatirkan wabah ini terus menyebar dan semakin merajalela.
Kondisi terparah salah satunya terjadi di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban. Wabah PMK ini masuk desa setempat sekitar dua pekan terakhir, hingga menyebar dan menulari ratusan sapi yang ada di desa setempat.
Di desa ini, sedikitnya 24 ekor sapi yang mati akibat terjangkit PMK. Salah satunya adalah sapi milik Muhamad Usen. Paska mati, sapi milik usen ini dikubur di dekat kandang di belakang rumahnya. Penguburan sapi dilakukan secara gotong royong bersama tetangganya.
“3 sapi saya terkena PMK sejak sepekan lalu. 2 lainnya masih dalam perawatan, sementara satu sapinya mati.” Terang Muhamad Usen.
Berbagai upaya telah dilakukan dengan memanggil dokter hewan, memberikan obat-obatan hingga ramuan tradisional. Namun, salah satu sapinya tetap tak tertolong.
“Sudah disuntuk dokter hewan, saya beri obat hingga ramuan, tapi tetap ada yang mati.” Keluhnya.
Sementara itu, Suyono, salah satu peternak sapi setempat mengatakan, sebanyak 6 ekor sapi miliknya terkena PMK sejak dua pekan lalu. Namun, hingga kini sapi-sapi miliknya belum sembuh, meski sudah melakukan berbagai upaya pengobatan.
“PMK disini parah mas, ada sekitar 24 sapi yang mati. Untungnya sapi 6 ini masih hidup meskipun masih belum bisa berdiri.” Jelas Suyono.
Para peternak tradisional di Desa setempat berharap, pihak Pemerintah Kabupaten Tuban segera turun tangan dan serius melakukan penanganan wabah PMK, sehingga ternak-ternak yang terkena PMK bisa tertolong.
Apalagi jelang Idul Adha ini, lalu lintas ternak dari dalam tuban maupun luar daerah terlihat normal, sehingga dikhawatirkan wabah ini terus menyebar dan semakin merajalela.