TUBAN - Tradisi gunungan digelar oleh ratusan pedagang di pasar baru, jalan gajah mada, kabupaten Tuban. Berbagai jenis sayur-sayuran dan buah-buahan seperti jagung, apel, nanas, sawi, kacang, dan lainya, disusun dan diikat pada anyaman bambu, yang dibentuk menyerupai gunung. Selain itu, gunungan ini juga disisipkan berbagai jenis rempah-rempah, seperti jahe, kunyit merah, dan bumbu dapur.
Gunungan yang tingginya sekitar satu setengah meter tersebut, kemudian dipikul bersama-sama dan diarak mengelilingi halaman pasar setempat. Arak-arakan gunungan ini diikuti ratusan pedagang pasar setempat serta warga sekitar pasar.
usai dibawa keliling, gunungan langsung dijadikan rebutan oleh seluruh pedagang dan warga yang datang. Mereka langsung berebut untuk mendapat isi gunungan sebanyak-banyaknya.
Tradisi arak-arakan dan rebutan gunungan ini disambut antusias warga. Mereka mengaku senang karena kegiatan ini baru pertama kali digelar di pasar setempat. Mereka berharap, tradisi gunungan ini bisa membawa berkah.
Menurut bupati Tuban, aditya halindra faridzky, kegiatan ini digelar untuk menjaga kekompakan masyarakat yang ada di kabupaten Tuban dalam menyambut pembangunan dan kebersamaan. Tradisi gunungan ini rencananya akan rutin digelar setiap tahun.
Sementara menurut kepala dinas koperasi dan perdagangan Tuban, agus wijaya, tradisi gunungan ini merupakan simbol kerjasama, gotong royong, dan kekompakan. Sementara simbol filosofi sayur mayur yang dijadikan gunungan pertama kluweh merupakan simbol harapan rejekinya bisa luwih atau lebih. Sedangkan jagung merupakan bentuk menghargai pejabat agung serta masih banyak simbol-simbol lainnya.
Diharapkan, kegiatan ini menjadi agenda rutin di pasar baru Tuban, serta bisa memberikan inisiasi pasar tradisional lainnya. Harapannya. Kegiatan gunungan ini kedepan bisa dilombakan dan dibuatkan festival, sehingga pasar wisata nantinya akan bisa terwujud.
Gunungan yang tingginya sekitar satu setengah meter tersebut, kemudian dipikul bersama-sama dan diarak mengelilingi halaman pasar setempat. Arak-arakan gunungan ini diikuti ratusan pedagang pasar setempat serta warga sekitar pasar.
usai dibawa keliling, gunungan langsung dijadikan rebutan oleh seluruh pedagang dan warga yang datang. Mereka langsung berebut untuk mendapat isi gunungan sebanyak-banyaknya.
Tradisi arak-arakan dan rebutan gunungan ini disambut antusias warga. Mereka mengaku senang karena kegiatan ini baru pertama kali digelar di pasar setempat. Mereka berharap, tradisi gunungan ini bisa membawa berkah.
Menurut bupati Tuban, aditya halindra faridzky, kegiatan ini digelar untuk menjaga kekompakan masyarakat yang ada di kabupaten Tuban dalam menyambut pembangunan dan kebersamaan. Tradisi gunungan ini rencananya akan rutin digelar setiap tahun.
Sementara menurut kepala dinas koperasi dan perdagangan Tuban, agus wijaya, tradisi gunungan ini merupakan simbol kerjasama, gotong royong, dan kekompakan. Sementara simbol filosofi sayur mayur yang dijadikan gunungan pertama kluweh merupakan simbol harapan rejekinya bisa luwih atau lebih. Sedangkan jagung merupakan bentuk menghargai pejabat agung serta masih banyak simbol-simbol lainnya.
Diharapkan, kegiatan ini menjadi agenda rutin di pasar baru Tuban, serta bisa memberikan inisiasi pasar tradisional lainnya. Harapannya. Kegiatan gunungan ini kedepan bisa dilombakan dan dibuatkan festival, sehingga pasar wisata nantinya akan bisa terwujud.