NGAWI - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus menyebar di Kabupaten Ngawi. Hingga Sabtu (18/06/2022), tercatat ratusan ternak milik warga setempat seperti sapi, kerbau hingga kambing terjangkit PMK.
Kondisi ini memaksa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi menutup seluruh pasar hewan di Kabupaten setempat. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran dan penularan PMK.
Penutupan sementara terhadap 11 pasar hewan merupakan keputusan Pemkab yang menindaklanjuti instruksi Pemerintah Pusat dan Pemprov Jawa Timur. Mendasar surat edaran Menteri Pertanian dan Surat Keputusan Gubernur Jatim.
Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko menjelaskan, penutupan sementara mulai berlaku sejak 14 Juni lalu hingga waktu belum ditentukan. Menurutnya, penutupan sementara dilakukan untuk mencegah PMK menyebar luas.
“Selain itu, ini juga untuk memproteksi pusat jual-beli hewan ternak. Langkah tersebut diikuti dengan pengerahan tim kesehatan hewan Dinas Perikanan dan Peternakan.” Jelas Wabup Ngawi.
Pihaknya menyarankan, petugas kesehatan hewan dan PPL selalu memantau setiap perkembangan kondisi di lapangan. Mereka juga disarankan mengecek kondisi hewan ternak di pedesaan.
“Selain pencegahan, pengobatan terhadap ternak yang positif PMK juga terus dilakukan. Pemberian obat-obatan dan vitamin dapat meminimalkan risiko kematian hewan ternak.” Tutupnya.
Kondisi ini memaksa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi menutup seluruh pasar hewan di Kabupaten setempat. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran dan penularan PMK.
Penutupan sementara terhadap 11 pasar hewan merupakan keputusan Pemkab yang menindaklanjuti instruksi Pemerintah Pusat dan Pemprov Jawa Timur. Mendasar surat edaran Menteri Pertanian dan Surat Keputusan Gubernur Jatim.
Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko menjelaskan, penutupan sementara mulai berlaku sejak 14 Juni lalu hingga waktu belum ditentukan. Menurutnya, penutupan sementara dilakukan untuk mencegah PMK menyebar luas.
“Selain itu, ini juga untuk memproteksi pusat jual-beli hewan ternak. Langkah tersebut diikuti dengan pengerahan tim kesehatan hewan Dinas Perikanan dan Peternakan.” Jelas Wabup Ngawi.
Pihaknya menyarankan, petugas kesehatan hewan dan PPL selalu memantau setiap perkembangan kondisi di lapangan. Mereka juga disarankan mengecek kondisi hewan ternak di pedesaan.
“Selain pencegahan, pengobatan terhadap ternak yang positif PMK juga terus dilakukan. Pemberian obat-obatan dan vitamin dapat meminimalkan risiko kematian hewan ternak.” Tutupnya.