JOMBANG - Lambannya penanganannya penyebaran virus PMK di Kabupaten Jombang, membuat relawan dari Banser turun berkeliling ke kandang sapi. Dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) relawan dari banser berkeliling ke kandang sapi warga di Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Jombang, pada Kamis (16/06/2022).
Mereka melakukan penyemprotan dis infektan ke kandang sapi dan kambing. Selain itu, relawan nu ini juga memberikan jamu herbal produksi sendiri untuk membantu menangani penyebaran virus pmk. Aneka bahan rempah mulai dari daunan,jahe,air kelapa muda di ramu menjadi jamu tradisional. Bagi sapi yang sudah terinveksi langsung diminumkan di tempat.
Sugianto salah satu peternak terdampak PMK mengaku senang dengan aksi relawan ini. Dirinya mengaku selama ini belum ada bantuan dari pemerintah. Apalagi saat ini harga sapi turun hingga 40 persen dari harga normal.
“Alhamdulillah ada bantuan seperti ini, karena dari pemerintah belum ada sama sekali.” Jelas Sugianto.
Sementara Dansatkoryon Banser Diwek Jombang, Syamsul Huda menjelaskan, pemberian jamu akan terus dilakukan, sebab kasus kematian sapi masih terjadi. Jamu yang dibagikan akan bermanfaat untuk ketahanan tubuh sapi karena terbuat dari rempah-rempah dan dijamin aman bagi sapi.
“Kami akan terus bantu warga terdampak PMK. Sebab kasus ini terus meluas dan sangat berdampak terhadap para peternak.” Tegas Syamsul Huda.
Sementara itu, data pada Dinas Peternakan Jombang, hingga Kamis (16/06/2022) Kasus PMK tercatat 2.818 kasus. Dari jumlah sapi yang sakit tersebut 1.545 berhasil sembuh. Namun, jumlah kematian juga bertambah menjadi 76 ekor. Sedangkan sapi yang dipotong paksa oleh pemiliknya sebanyak 61 ekor.
Mereka melakukan penyemprotan dis infektan ke kandang sapi dan kambing. Selain itu, relawan nu ini juga memberikan jamu herbal produksi sendiri untuk membantu menangani penyebaran virus pmk. Aneka bahan rempah mulai dari daunan,jahe,air kelapa muda di ramu menjadi jamu tradisional. Bagi sapi yang sudah terinveksi langsung diminumkan di tempat.
Sugianto salah satu peternak terdampak PMK mengaku senang dengan aksi relawan ini. Dirinya mengaku selama ini belum ada bantuan dari pemerintah. Apalagi saat ini harga sapi turun hingga 40 persen dari harga normal.
“Alhamdulillah ada bantuan seperti ini, karena dari pemerintah belum ada sama sekali.” Jelas Sugianto.
Sementara Dansatkoryon Banser Diwek Jombang, Syamsul Huda menjelaskan, pemberian jamu akan terus dilakukan, sebab kasus kematian sapi masih terjadi. Jamu yang dibagikan akan bermanfaat untuk ketahanan tubuh sapi karena terbuat dari rempah-rempah dan dijamin aman bagi sapi.
“Kami akan terus bantu warga terdampak PMK. Sebab kasus ini terus meluas dan sangat berdampak terhadap para peternak.” Tegas Syamsul Huda.
Sementara itu, data pada Dinas Peternakan Jombang, hingga Kamis (16/06/2022) Kasus PMK tercatat 2.818 kasus. Dari jumlah sapi yang sakit tersebut 1.545 berhasil sembuh. Namun, jumlah kematian juga bertambah menjadi 76 ekor. Sedangkan sapi yang dipotong paksa oleh pemiliknya sebanyak 61 ekor.