NGAWI - Nampak dalam video yang diambil oleh warga, pemilik ternak, di bantu tetangga sekitar mengevakuasi sapi miliknya yang mati di dalam kandang. Sapi jenis limosin yang hamil 4 bulan itu diduga terinfeksi penyakit mulut dan kuku (pmk). Membutuhkan hingga delapan orang untuk mengubur sapi dibelakang kandang itu.
Keberadaan sapi mati terpapar pmk itu terjadi di dusun tanjungrejo, desa kayutrejo, kecamatan widodaren, kabupaten ngawi. Menurut warga sapi tersebut awalnya terjangkit pmk dan tidak mau makan. Sapi betina yang tengah hamil 4 bulan itu lemas dan akhirnya mati. Sapi itu diketahui milik panggih (58) tahun, warga setempat.
Berdasar keterangan warga, sudah ada tiga ekor ternak sapi yang berada di dusun itu mati, dalam tiga hari terakhir. Kerugian warga diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. Sementara untuk sekitar 90 ekor ternak sapi lainnya, saat ini juga dalam kondisi sakit. Jika dijual harganya murah, yakni hanya sekitar rp.5 juta, dari harga normal rp.20 juta rupiah per ekor.
Warga hanya bisa berharap pemerintah setempat segera turun tangan mengatasi wabah pmk yang mulai menyerang ternak mereka. Sebelumnya dua ekor ternak sapi milik warga di desa majasem, kecamatan kendal, ngawi, juga mati akibat pmk.
Sementara berdasar data dari sistem informasi kesehatan hewan indonesia jumlah kasus pmk di ngawi mencapai 350 ekor dan tidak ada yang mati. Data tersebut sangat berbeda jauh jika melihat kondisi di lapangan saat ini.
Keberadaan sapi mati terpapar pmk itu terjadi di dusun tanjungrejo, desa kayutrejo, kecamatan widodaren, kabupaten ngawi. Menurut warga sapi tersebut awalnya terjangkit pmk dan tidak mau makan. Sapi betina yang tengah hamil 4 bulan itu lemas dan akhirnya mati. Sapi itu diketahui milik panggih (58) tahun, warga setempat.
Berdasar keterangan warga, sudah ada tiga ekor ternak sapi yang berada di dusun itu mati, dalam tiga hari terakhir. Kerugian warga diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. Sementara untuk sekitar 90 ekor ternak sapi lainnya, saat ini juga dalam kondisi sakit. Jika dijual harganya murah, yakni hanya sekitar rp.5 juta, dari harga normal rp.20 juta rupiah per ekor.
Warga hanya bisa berharap pemerintah setempat segera turun tangan mengatasi wabah pmk yang mulai menyerang ternak mereka. Sebelumnya dua ekor ternak sapi milik warga di desa majasem, kecamatan kendal, ngawi, juga mati akibat pmk.
Sementara berdasar data dari sistem informasi kesehatan hewan indonesia jumlah kasus pmk di ngawi mencapai 350 ekor dan tidak ada yang mati. Data tersebut sangat berbeda jauh jika melihat kondisi di lapangan saat ini.