TUBAN - Ratusan warga dari lima Desa di Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, berbondong-bondong mendatangi makam leluhur yang ada di Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, pada Jumat (29/07/2022).
Mereka berjalan ke makam mengarak gunungan berisi sayur mayur hasil panen para petani setempat. Gunungan ini dipikul secara bergantian oleh para laki-laki. Sementara para perempuan, berjalan mengikuti dari belakang gunungan tersebut.
Sesampainya di makam, gunungan tersebut diletakan di tengah kerumunan warga. Dipimpin oleh salah satu tokoh masyarakat, warga kemudian menggelar doa bersama.
Kegiatan ditutup dengan saling menukar makanan, serta berebut sayur mayur dan buah buahan yang ada di gunungan.
Menurut Rajud, tokoh masyarakat setempat, sedekah bumi ini merupakan tradisi turun temurun dan dilakukan setiap satu tahun sekali usai panen raya. Tradisi ini digelar sebagai wujud rasa syukur kepada allah atas hasil panen melimpah.
“Ratusan warga yang datang berasal dari lima desa di Kecamatan Kerek. Yakni Desa Kasiman, Gaji, Sumberarum, Margorejo, dan Kedungrejo,” Terangnya.
Sedekah bumi atau yang biasa disebut warga setempat sebagai tradisi manganan ini, terus lestari di tengah perkembangan zaman. Dengan tradisi ini, warga berharap hasil panen mereka bisa melimpah serta mendapatkan berkah.
“Kami berharap hasil panen musim selanjutnya bisa melimpah dan berkah,” Jelas Rasipah, warga Desa Margorejo peserta sedekah bumi.
Sekedar diketahui, tradisi sedekah bumi merupakan upacara adat yang melambangkan rasa syukur kepada tuhan yang telah memberikan rezeki melalui bumi berupa segala bentuk hasil bumi. Upacara ini sangat populer dan masih lestari, khususnya di Pulau Jawa. (dzi/rok)
Mereka berjalan ke makam mengarak gunungan berisi sayur mayur hasil panen para petani setempat. Gunungan ini dipikul secara bergantian oleh para laki-laki. Sementara para perempuan, berjalan mengikuti dari belakang gunungan tersebut.
Sesampainya di makam, gunungan tersebut diletakan di tengah kerumunan warga. Dipimpin oleh salah satu tokoh masyarakat, warga kemudian menggelar doa bersama.
Kegiatan ditutup dengan saling menukar makanan, serta berebut sayur mayur dan buah buahan yang ada di gunungan.
Menurut Rajud, tokoh masyarakat setempat, sedekah bumi ini merupakan tradisi turun temurun dan dilakukan setiap satu tahun sekali usai panen raya. Tradisi ini digelar sebagai wujud rasa syukur kepada allah atas hasil panen melimpah.
“Ratusan warga yang datang berasal dari lima desa di Kecamatan Kerek. Yakni Desa Kasiman, Gaji, Sumberarum, Margorejo, dan Kedungrejo,” Terangnya.
Sedekah bumi atau yang biasa disebut warga setempat sebagai tradisi manganan ini, terus lestari di tengah perkembangan zaman. Dengan tradisi ini, warga berharap hasil panen mereka bisa melimpah serta mendapatkan berkah.
“Kami berharap hasil panen musim selanjutnya bisa melimpah dan berkah,” Jelas Rasipah, warga Desa Margorejo peserta sedekah bumi.
Sekedar diketahui, tradisi sedekah bumi merupakan upacara adat yang melambangkan rasa syukur kepada tuhan yang telah memberikan rezeki melalui bumi berupa segala bentuk hasil bumi. Upacara ini sangat populer dan masih lestari, khususnya di Pulau Jawa. (dzi/rok)