TUBAN - Perayaan Hari Raya Idul Adha, menjadi berkah tersendiri bagi para perajin tusuk sate di Kabupaten Tuban. Salah satunya seperti yang dirasakan warga kampung tusuk sate di Kelurahan Perbon, Kecamatan Tuban Kota, Kabupaten Tuban, pada Jumat (8/7/2022).
Sejak sepekan terakhir, permintaan tusuk sate meningkat 50 persen dibanding hari biasanya. Jika biasanya dalam sehari tiap orang hanya memproduksi 35 ikat tusuk sate, kini para perajin tusuk sate terus mengebut produksi hingga per orang mampu menghasilkan 50 ikat tusuk sate.
“Per ikat ini berisi sekitar 100 biji tusuk sate.” Buka Sri Rejeki, salah satu perajin tusuk sate setempat.
Para perajin tusuk sate disini, membuat tusuk sate dengan cara manual. Cara tersebut tidak secepat mesin, karena prosesnya lebih lama dan butuh ketelatenan. Untuk menghasilkan tusuk sate, bambu harus dipotong kecil menggunakan gergaji.
Setelah itu dipotong lagi menjadi beberapa bagian menggunakan parang atau bendo. Proses selanjutnya yaitu bambu dihaluskan dan diruncingkan.
“Sebelum diambil para tengkulak dan pembeli, bakal tusuk sate masih harus dijemur selama sehari penuh untuk menghindari jamuran.” Jelas Ibu 39 Tahun tersebut.
Satu ikat tusuk sate berisi sekitar 100 biji hanya dijual dengan harga 1.000 rupiah. Sementara untuk pemasarannya masih di dalam Kabupaten Tuban, yakni di Kecamatan Palang, Tuban Kota, Jenu, dan Merakurak.
Para pembeli mengaku membeli tusuk sate untuk persiapan perayaan hari raya kurban bersama keluarga dan teman-temannya. Ia mengaku membeli disini, karena harganya yang murah.
“Ini sementara saya beli 6 ikat, untuk persiapan nyate-nyate besok (Idul adha, red).” Ujar Ali Imron, salah satu pembeli tusuk sate.
Sekedar diketahui, di kampung tusuk sate dukuhan Perbon Tuban ini, terdapat sedikitnya 30 kepala keluarga yang memproduksi tusuk sate berbahan bambu. Perayaan idul adha, menjadi berkah bagi para perajin tusuk sate ini, karena banyaknya pesanan. (zik/rok)