TUBAN - Datangnya Idul Adha, menjadi berkah tersendiri bagi peternakan sapi Sri Wilujeng di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, pada Selasa (05/07/2022). Sejak dua pekan terakhir, peternakan sapi milik Didik Wahyudi, 34 Tahun, warga desa setempat ini kebanjiran pesanan sapi kurban dari berbagai daerah.
Merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) di berbagai daerah termasuk Kabupaten Tuban, tidak mempengaruhi jumlah penjualan sapi kurban di peternakan sapi setempat. Pasalnya, Didik Wahyudi menjamin kualitas sapi yang dijual serta memastikan sapi kurban yang dijual sehat dan bebas dari pmk.
Untuk menjaga agar sapi-sapi agar tetap sehat dan terhindar dari PMK. Didik wahyudi mempunyai tim khusus untuk memantau kesehatan, kebersihan kandang, serta pasokan makanan ratusan sapi yang ada di 3 kandangnya.
“Setiap hari, secara rutin kandang selalu dijaga kesterilannya.” Jelasnya.
Selain itu, pekerjanya terus memastikan kebersihan kandang dan pasokan makanan. Dan yang terpenting, secara berkala juga di cek kondisi kesehatannya, agar benar-benar bebas dari PMK.
Di tengah mewabahnya PMK penjualan sapi kurban di peternakannya tetap stabil. Hingga kini, sapi miliknya sudah laku 225 ekor, dengan harga jual bervariasi antara 22 juta hingga 75 juta rupiah per ekor. Tergantung jenis, berat serta ukuran sapi.
“Tiap penjualan, saya pastikan sapi-sapi saya bebas PMK serta melampirkan surat keterangan kesehatan hewan dari dinas.” Imbuhnya.
Sementara itu, salah satu pembeli sapi kurban, Kholid Abdurrohman mengatakan, ia membeli sapi disini karena kualitas serta harganya yang terjangkau. Selain itu, dalam pengamatannya, sapi-sapi yang ada di kandang ini kondisinya sehat.
“Saya beli 17 ekor untuk kurban dengan para jamaah. Disini sapinya bagus dan harganya murah. Selain itu saya lihat kondisinya sehat semua.” Jelasnya Kholid. (rok/red)
Merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) di berbagai daerah termasuk Kabupaten Tuban, tidak mempengaruhi jumlah penjualan sapi kurban di peternakan sapi setempat. Pasalnya, Didik Wahyudi menjamin kualitas sapi yang dijual serta memastikan sapi kurban yang dijual sehat dan bebas dari pmk.
Untuk menjaga agar sapi-sapi agar tetap sehat dan terhindar dari PMK. Didik wahyudi mempunyai tim khusus untuk memantau kesehatan, kebersihan kandang, serta pasokan makanan ratusan sapi yang ada di 3 kandangnya.
“Setiap hari, secara rutin kandang selalu dijaga kesterilannya.” Jelasnya.
Selain itu, pekerjanya terus memastikan kebersihan kandang dan pasokan makanan. Dan yang terpenting, secara berkala juga di cek kondisi kesehatannya, agar benar-benar bebas dari PMK.
Di tengah mewabahnya PMK penjualan sapi kurban di peternakannya tetap stabil. Hingga kini, sapi miliknya sudah laku 225 ekor, dengan harga jual bervariasi antara 22 juta hingga 75 juta rupiah per ekor. Tergantung jenis, berat serta ukuran sapi.
“Tiap penjualan, saya pastikan sapi-sapi saya bebas PMK serta melampirkan surat keterangan kesehatan hewan dari dinas.” Imbuhnya.
Sementara itu, salah satu pembeli sapi kurban, Kholid Abdurrohman mengatakan, ia membeli sapi disini karena kualitas serta harganya yang terjangkau. Selain itu, dalam pengamatannya, sapi-sapi yang ada di kandang ini kondisinya sehat.
“Saya beli 17 ekor untuk kurban dengan para jamaah. Disini sapinya bagus dan harganya murah. Selain itu saya lihat kondisinya sehat semua.” Jelasnya Kholid. (rok/red)
