BOJONEGORO - Nyadran atau sedekah bumi digelar warga desa karangdinoyo, kecamatan sumberrejo, kabupaten bojonegoro. Kegiatan ini, berlangsung unik dan menarik. Puluhan warga yang telah berkumpul di punden desa sejak pagi hari, mendadak riuh. Mereka saling berebut uang koin, yang dilempar begitu saja oleh para dermawan, sesepuh dan perangkat desa setempat.
Ritual yang disebut warga udik-udikan ini, merupakan prosesi awal yang menandai rangkaian acara sedekah bumi atau bersih desa yang digelar warga desa karangdinoyo. Prosesi meriah ini, tak hanya diikuti anak-anak namun juga para pemuda dan warga umum yang ada di lokasi. Begitu uang koin di lempar, seketika itu pula mereka saling berebut. Namun warga mengaku puas dan senang mengikuti tradisi yang sudah berlangsung turun temurun ini.
Meski hanya uang receh, namun karena banyaknya dermawan yang ikut andil melempar koin. Ada banyak warga maupun anak-anak yang berhasil mengumpulkan hingga puluhan ribu rupiah. Salahsatunya adalah dian, yang mampu mendapatkan hingga hampir seratus ribu rupiah yang ia kumpulkan di kantong plastik.
Selain prosesi udik-udikan koin. Acara juga dilanjut dengan prosesi rebutan jajanan dan makanan tradisional yang sebelumnya telah dibawa dan dikumpulkan warga setempat.
Mereka saling berdesakan dan berebut aneka macam jajanan tradisional seperti rengginas hingga lemper, dan juga makanan mulai dari panggang ayam, nasi, hingga buah-buahan yang dipercaya membawa keberkahan. Meski harus berebutan, namun, kegiatan ini disambut gembira semua warga yang hadir.
Rangkaian kegiatan kemudian ditutup dengan doa bersama yang dipimpin langsung kepala desa setempat, kasturi. Bersama dengan segenap perangkat desa dan tokoh masyarakat setempat.
Selain melestarikan adat dan budaya leluhur. Ritual nyadran ini, juga digelar dalam rangka bersih desa. Tujuannya untuk melestarikan tradisi, mendoakan leluhur, serta mensyukuri hasil panen dan rejeki yang mereka terima selama satu tahun terakhir.
Tradisi nyadran ini, digelar warga desa karangdinoyo, setiap setahun sekali di bulan besar atau menjelang bulan syuro tahun jawa. Selain udik-udikan dan rebutan jajanan. Kegiatan ini, juga dimeriahkan dengan pentas seni tradisional, wayang kulit yang akan berlangsung di balai desa setempat.
Ritual yang disebut warga udik-udikan ini, merupakan prosesi awal yang menandai rangkaian acara sedekah bumi atau bersih desa yang digelar warga desa karangdinoyo. Prosesi meriah ini, tak hanya diikuti anak-anak namun juga para pemuda dan warga umum yang ada di lokasi. Begitu uang koin di lempar, seketika itu pula mereka saling berebut. Namun warga mengaku puas dan senang mengikuti tradisi yang sudah berlangsung turun temurun ini.
Meski hanya uang receh, namun karena banyaknya dermawan yang ikut andil melempar koin. Ada banyak warga maupun anak-anak yang berhasil mengumpulkan hingga puluhan ribu rupiah. Salahsatunya adalah dian, yang mampu mendapatkan hingga hampir seratus ribu rupiah yang ia kumpulkan di kantong plastik.
Selain prosesi udik-udikan koin. Acara juga dilanjut dengan prosesi rebutan jajanan dan makanan tradisional yang sebelumnya telah dibawa dan dikumpulkan warga setempat.
Mereka saling berdesakan dan berebut aneka macam jajanan tradisional seperti rengginas hingga lemper, dan juga makanan mulai dari panggang ayam, nasi, hingga buah-buahan yang dipercaya membawa keberkahan. Meski harus berebutan, namun, kegiatan ini disambut gembira semua warga yang hadir.
Rangkaian kegiatan kemudian ditutup dengan doa bersama yang dipimpin langsung kepala desa setempat, kasturi. Bersama dengan segenap perangkat desa dan tokoh masyarakat setempat.
Selain melestarikan adat dan budaya leluhur. Ritual nyadran ini, juga digelar dalam rangka bersih desa. Tujuannya untuk melestarikan tradisi, mendoakan leluhur, serta mensyukuri hasil panen dan rejeki yang mereka terima selama satu tahun terakhir.
Tradisi nyadran ini, digelar warga desa karangdinoyo, setiap setahun sekali di bulan besar atau menjelang bulan syuro tahun jawa. Selain udik-udikan dan rebutan jajanan. Kegiatan ini, juga dimeriahkan dengan pentas seni tradisional, wayang kulit yang akan berlangsung di balai desa setempat.