TUBAN - Lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di wilayah Kabupaten Tuban. Kondisi tersebut seperti terpantau di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokter R Koesma Tuban, pada Rabu siang (24/08/2022). Tercatat sebanyak 30 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit milik Pemerintah Daerah ini.
Terhitung dari bulan Maret 2022 hingga bulan Agustus berjalan ini, tercatat sebanyak 155 pasien penderita demam berdarah dengue yang menjalani perawatan di RSUD R Koesma Tuban. Dari jumlah tersebut, tiga diantaranya meninggal dunia.
Pasien meninggal dunia, akibat demam berdarah didominasi oleh anak usia 4 hingga 17 tahun. Masing-masing pada bulan April, 1 anak berusia 14 tahun meninggal. Kemudian di bulan Juli tercatat 2 anak berusia 10 dan 17 tahun dinyatakan meninggal dunia akibat demam berdarah.
Jumlah kasus ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2021 yang tercatat hanya 109 kasus dan 3 diantaranya meninggal dunia.
Menurut Direktur RSUD R Koesma Tuban, Dokter Masyhudi, menginjak bulan agustus, biasanya sudah tidak ada paisen demam berdarah. Namun saat ini masih ada 30 pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit setempat.
“Tingginya angka penyakit demam berdarah ini dipicu oleh tingginya curah hujan. Banyaknya genangan air, membuat nyamuk demam berdarah lebih cepat berkembang biak,” ungkapnya.
Sementara itu, hingga kini belum ada data resmi dari dinas kesehatan tuban terkait jumlah warga yang terjangkit demam berdarah dan korban jiwa yang ditimbulkan. (dzi/rok)
Terhitung dari bulan Maret 2022 hingga bulan Agustus berjalan ini, tercatat sebanyak 155 pasien penderita demam berdarah dengue yang menjalani perawatan di RSUD R Koesma Tuban. Dari jumlah tersebut, tiga diantaranya meninggal dunia.
Pasien meninggal dunia, akibat demam berdarah didominasi oleh anak usia 4 hingga 17 tahun. Masing-masing pada bulan April, 1 anak berusia 14 tahun meninggal. Kemudian di bulan Juli tercatat 2 anak berusia 10 dan 17 tahun dinyatakan meninggal dunia akibat demam berdarah.
Jumlah kasus ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2021 yang tercatat hanya 109 kasus dan 3 diantaranya meninggal dunia.
Menurut Direktur RSUD R Koesma Tuban, Dokter Masyhudi, menginjak bulan agustus, biasanya sudah tidak ada paisen demam berdarah. Namun saat ini masih ada 30 pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit setempat.
“Tingginya angka penyakit demam berdarah ini dipicu oleh tingginya curah hujan. Banyaknya genangan air, membuat nyamuk demam berdarah lebih cepat berkembang biak,” ungkapnya.
Sementara itu, hingga kini belum ada data resmi dari dinas kesehatan tuban terkait jumlah warga yang terjangkit demam berdarah dan korban jiwa yang ditimbulkan. (dzi/rok)
