NGAWI - Kondisi sarana pendidikan di Kabupaten Ngawi cukup memprihatinkan, terutama untuk sekolah dasar negeri yang ada di wilayah desa. Salah satunya adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Karang Malang 1, Kecamatan Kasreman.
Suratno, salah satu Guru SDN Karangmalang 1 menjelaskan, kerusakan ruang kelas meliputi atap bangunan di kelas 1 dan 4. Kondisi ini membuat pihak sekolah harus mengatur strategi agar proses belajar mengajar tetap berjalan. Termasuk melakukan pembelajaran di lorong kelas.
“Ya mau gimana pak, sebagian terpaksa belajar di lorong kelas,” Ungkapnya.
Kerusakan bangunan sekolah ini sudah terjadi sejak dua tahun terakhir dan tanpa ada sentuhan perbaikan. Kondisi kayu kuda-kuda atap terlihat juga sudah lapuk.
Pihak sekolah juga telah memasang penyangga dan menurunkan genteng atap bangunan. Kondisi yang membahayakan ini sehingga sekolah mengambil kebijakan dua ruang tersebut harus dikosongkan karena bisa membahayakan siswa.
“Kami dari pihak sekolah berharap agar segera dilakukan perbaikan pada ruang kelas yang rusak. Hal ini bertujuan pembelajaran siswa atau kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik,” Harap Suratno.
Untuk pembelajaran saat ini, yakni, siswa kelas 1 dan 2 menggunakan satu ruang di kelas 2 yang di sekat. Siswa kelas 4 menggunakan ruang kelas 3, siswa kelas 5 dan 6 di ruang sendiri. Sedangkan untuk siswa kelas 3 di bagian lorong antara kelas 5 dan 6. (ito/rok)
Suratno, salah satu Guru SDN Karangmalang 1 menjelaskan, kerusakan ruang kelas meliputi atap bangunan di kelas 1 dan 4. Kondisi ini membuat pihak sekolah harus mengatur strategi agar proses belajar mengajar tetap berjalan. Termasuk melakukan pembelajaran di lorong kelas.
“Ya mau gimana pak, sebagian terpaksa belajar di lorong kelas,” Ungkapnya.
Kerusakan bangunan sekolah ini sudah terjadi sejak dua tahun terakhir dan tanpa ada sentuhan perbaikan. Kondisi kayu kuda-kuda atap terlihat juga sudah lapuk.
Pihak sekolah juga telah memasang penyangga dan menurunkan genteng atap bangunan. Kondisi yang membahayakan ini sehingga sekolah mengambil kebijakan dua ruang tersebut harus dikosongkan karena bisa membahayakan siswa.
“Kami dari pihak sekolah berharap agar segera dilakukan perbaikan pada ruang kelas yang rusak. Hal ini bertujuan pembelajaran siswa atau kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik,” Harap Suratno.
Untuk pembelajaran saat ini, yakni, siswa kelas 1 dan 2 menggunakan satu ruang di kelas 2 yang di sekat. Siswa kelas 4 menggunakan ruang kelas 3, siswa kelas 5 dan 6 di ruang sendiri. Sedangkan untuk siswa kelas 3 di bagian lorong antara kelas 5 dan 6. (ito/rok)
