NGAWI - Ratusan hektar lahan tanaman padi di Kabupaten Ngawi terancam gagal panen pada musim tanam kedua ini. Serangan hama wereng dan penggerek batang, membuat banyak tanaman padi yang sudah berusia 45 hari ini mengering dan mati, pada Jumat (05/08/2022).
kondisi ini salah satunya dirasakan para petani di Dusun Ingasrejo dan Mardiasri, Desa Beran, Kecamatan Ngawi Kota, Kabupaten Ngawi.
Ketua Kelompok Tani setempat, warsito mengaku, serangan hama wereng terjadi sejak seminggu terakhir ini. Berbagai upaya penanggulangan dengan penyemprotan juga belum mampu mengatasi hama tersebut.
“Tanaman padi yang diserang ini berusia 45 hari sudah keluar bulitnya, tapi banyak yang mati mas,” Keluhnya.
Secara keseluruhan, terdapat 100 hektar lebih lahan pertanian yang mengalami kondisi yang sama. Hama wereng dan penggerek batang ini menyerang pada bagian batang tanaman padi. Sehingga tanaman padi banyak yang mati.
“Para petani ya hanya bisa pasrah dan tetap berusaha melakukan penanggulangan dengan melakukan penyemprotan secara rutin mas,” Jelas Ketua Kelompok Tani.
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan DKPP Ngawi, Amirudin mengakui jika serangan hama wereng dan atau penggerek batang dan penyakit xanthomonas atau kresek mengakibatkan selain gagal panen juga hasil panen menyusut. Serangan hama tersebut terjadi di beberapa wilayah Desa dan Kecamatan di Ngawi.
“Sesuai data tercatat 88,34 hektar lahan persawahan padi musim tanam kedua gagal panen. Sedangkan untuk kerusakan pada tanaman padi sebanyak 201 hektar, yang mengakibatkan hasil panen berkurang,” Paparnya.
Amirudin menambahkan, meski begitu untuk yang dipastikan gagal panen mendapatkan asuransi usaha tani Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Sedangkan untuk yang mengalami kerusakan dimungkinkan masih belum mendapatkan karena belum terdaftar pada asuransi usaha tani. (ito/rok)
kondisi ini salah satunya dirasakan para petani di Dusun Ingasrejo dan Mardiasri, Desa Beran, Kecamatan Ngawi Kota, Kabupaten Ngawi.
Ketua Kelompok Tani setempat, warsito mengaku, serangan hama wereng terjadi sejak seminggu terakhir ini. Berbagai upaya penanggulangan dengan penyemprotan juga belum mampu mengatasi hama tersebut.
“Tanaman padi yang diserang ini berusia 45 hari sudah keluar bulitnya, tapi banyak yang mati mas,” Keluhnya.
Secara keseluruhan, terdapat 100 hektar lebih lahan pertanian yang mengalami kondisi yang sama. Hama wereng dan penggerek batang ini menyerang pada bagian batang tanaman padi. Sehingga tanaman padi banyak yang mati.
“Para petani ya hanya bisa pasrah dan tetap berusaha melakukan penanggulangan dengan melakukan penyemprotan secara rutin mas,” Jelas Ketua Kelompok Tani.
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan DKPP Ngawi, Amirudin mengakui jika serangan hama wereng dan atau penggerek batang dan penyakit xanthomonas atau kresek mengakibatkan selain gagal panen juga hasil panen menyusut. Serangan hama tersebut terjadi di beberapa wilayah Desa dan Kecamatan di Ngawi.
“Sesuai data tercatat 88,34 hektar lahan persawahan padi musim tanam kedua gagal panen. Sedangkan untuk kerusakan pada tanaman padi sebanyak 201 hektar, yang mengakibatkan hasil panen berkurang,” Paparnya.
Amirudin menambahkan, meski begitu untuk yang dipastikan gagal panen mendapatkan asuransi usaha tani Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Sedangkan untuk yang mengalami kerusakan dimungkinkan masih belum mendapatkan karena belum terdaftar pada asuransi usaha tani. (ito/rok)