TUBAN - Harga telur ayam di sejumlah Pasar Tradisional Kabupaten Tuban, menembus Rp31.000 per kilogram. Kondisi ini salah satunya seperti terpantau di Pasar Baru di Jalan Gajah Mada, Kabupaten Tuban, pada Kamis (18/08/2022).
Kenaikan harga telur ayam ini terjadi sejak empat hari terakhir. Harga telur ayam terus melonjak secara bertahap, dari sebelumnya Rp26.000 per kilogram, lalu naik Rp27.000, kemudian menjadi Rp28.000, dan hari ini menembus harga Rp31.000 per kilogram.
Lonjakan harga serupa juga berlaku pada seluruh jenis telur. Seperti telur ayam kampung naik dari Rp2.500 per butir, menjadi Rp3.500 per butir. Lalu telur bebek naik menjadi Rp3.000 per butir, padahal sebelumnya hanya dijual Rp2.600 per butir. Sementara telur ayam puyuh naik dari Rp2.500 per kilogram, menjadi Rp3.500 per kilogram.
Mahalnya harga telur berdampak terhadap penjualan pedagang. Omzet pedagang turun drastis hingga tujuh puluh lima persen. Mbah Sripah misalnya, kini hanya mampu menjual 50 kilogram telur per hari, padahal sebelumnya bisa mencapai dua kwintal per hari.
“Jualannya turun, biasanya 2 kwintal sehari tapi sejak naik hanya 50 kilogram,” keluh Mbah Sripah.
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Kabupaten Tuban, Agus Wijaya, melambungnya harga telur dipicu mahalnya harga pakan ternak. Akibatnya, peternak ayam petelur tidak mempunyai pilihan untuk bertahan, selain menaikan harga jual hasil panen.
“Saat ini pemerintah daerah masih berupaya membangun komunikasi dengan daerah penghasil telur untuk membantu suplai agar harga dapat ditekan. Namun, komunikasi masih belum tersambung optimal,” Jelasnya. (dzi/rok)
Kenaikan harga telur ayam ini terjadi sejak empat hari terakhir. Harga telur ayam terus melonjak secara bertahap, dari sebelumnya Rp26.000 per kilogram, lalu naik Rp27.000, kemudian menjadi Rp28.000, dan hari ini menembus harga Rp31.000 per kilogram.
Lonjakan harga serupa juga berlaku pada seluruh jenis telur. Seperti telur ayam kampung naik dari Rp2.500 per butir, menjadi Rp3.500 per butir. Lalu telur bebek naik menjadi Rp3.000 per butir, padahal sebelumnya hanya dijual Rp2.600 per butir. Sementara telur ayam puyuh naik dari Rp2.500 per kilogram, menjadi Rp3.500 per kilogram.
Mahalnya harga telur berdampak terhadap penjualan pedagang. Omzet pedagang turun drastis hingga tujuh puluh lima persen. Mbah Sripah misalnya, kini hanya mampu menjual 50 kilogram telur per hari, padahal sebelumnya bisa mencapai dua kwintal per hari.
“Jualannya turun, biasanya 2 kwintal sehari tapi sejak naik hanya 50 kilogram,” keluh Mbah Sripah.
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Kabupaten Tuban, Agus Wijaya, melambungnya harga telur dipicu mahalnya harga pakan ternak. Akibatnya, peternak ayam petelur tidak mempunyai pilihan untuk bertahan, selain menaikan harga jual hasil panen.
“Saat ini pemerintah daerah masih berupaya membangun komunikasi dengan daerah penghasil telur untuk membantu suplai agar harga dapat ditekan. Namun, komunikasi masih belum tersambung optimal,” Jelasnya. (dzi/rok)
