JOMBANG - Pernyataan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suharso Monoarfa soal amplop untuk Kiai, mendapatkan kecaman dari kalangan Kiai hingga Santri Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Jombang. Mereka mendesak agar suharso segera melakukan permohonan maaf secara terbuka.
Kecaman ini berkumpul saat warga Nahdliyin ini berkumpul di sebuah rumah makan di Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, pada Kamis (18/08/2022). Mereka menilai pernyataan Ketum PPP tersebut menciderai Ulama di seluruh Indonesia.
Hadir dalam pernyataan ini unsur Barisan Serba Guna (Banser), Pengasuh Pesantren, Organisasi NU dan sejumlah Santri. Mereka meminta agar Ketua Umum PPP segera menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada seluruh Kiai di seluruh Indonesia.
Pengasuh Ponpes Darul Ulum Mojosongo, Diwek, Jombang, KH Idris Arwani mengatakan, pernyataan Suharso jelas membuat warga Nahdliyin tersinggung. Dirinya menganggap pernyataan tersebut merendahkan para Kiai.
“Pernyataan Ketum PPP jelas merendahkan Kiai. Padahal, para Kiai mengabdikan diri dengan rasa keihlasan yang tinggi, terutama dalam mengembangkan pendidikan pesantren dan membimbing santri,” jelasnya.
Warga nahdliyin di Jombang ini mengancam akan membawa ke ranah hukum jika dalam waktu 1x24 pihak Suharso tidak segera menyampaikan permintaan maaf.
Sekedar diketahui, pidato Suharso Monoarfa tersebut disampaikan dalam pembekalan antikorupsi politik cerdas berintegritas untuk Partai Persatuan Pembangunan di gedung ACLC KPK, Jakarta, pada 15 Agustus 2022 kemarin. Suharso menceritakan pengalaman amplop ini bermula ketika dia menjabat Plt Ketum PPP. (ful/rok)
Kecaman ini berkumpul saat warga Nahdliyin ini berkumpul di sebuah rumah makan di Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, pada Kamis (18/08/2022). Mereka menilai pernyataan Ketum PPP tersebut menciderai Ulama di seluruh Indonesia.
Hadir dalam pernyataan ini unsur Barisan Serba Guna (Banser), Pengasuh Pesantren, Organisasi NU dan sejumlah Santri. Mereka meminta agar Ketua Umum PPP segera menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada seluruh Kiai di seluruh Indonesia.
Pengasuh Ponpes Darul Ulum Mojosongo, Diwek, Jombang, KH Idris Arwani mengatakan, pernyataan Suharso jelas membuat warga Nahdliyin tersinggung. Dirinya menganggap pernyataan tersebut merendahkan para Kiai.
“Pernyataan Ketum PPP jelas merendahkan Kiai. Padahal, para Kiai mengabdikan diri dengan rasa keihlasan yang tinggi, terutama dalam mengembangkan pendidikan pesantren dan membimbing santri,” jelasnya.
Warga nahdliyin di Jombang ini mengancam akan membawa ke ranah hukum jika dalam waktu 1x24 pihak Suharso tidak segera menyampaikan permintaan maaf.
Sekedar diketahui, pidato Suharso Monoarfa tersebut disampaikan dalam pembekalan antikorupsi politik cerdas berintegritas untuk Partai Persatuan Pembangunan di gedung ACLC KPK, Jakarta, pada 15 Agustus 2022 kemarin. Suharso menceritakan pengalaman amplop ini bermula ketika dia menjabat Plt Ketum PPP. (ful/rok)