TUBAN - Malam semakin larut. Namun, semangat Suwandi, 70 tahun, untuk mencari nafkah halal masih terjaga. Dibantu sang istri, Saena, Warga Kelurahan Doromukti, Kecamatan Tuban Kota, Kabupaten Tuban, ini bersiap jualan bakso.
Seperti bakso pada umumnya. Bakso Suwandi atau yang akrab disapa Pak Di ini juga berisikan pentol dan tahu. Namun uniknya, pasutri ini hanya keluar untuk berjualan pada tengah malam.
Tepat pukul dua belas malam, gerobak bakso mulai didorong Suwandi bersama istrinya menuju pos kamling, sekitar tiga ratus meter dari rumahnya. Hanya muncul malam hari membuat para pelanggan menyebutnya sebagai bakso gendruwo.
“Dinamakan gendruwo karena keluarnya tengah malam. Rasanya enak sekali, gak ada duanya. Harganya terjangkau sekali, Lima ribu sudah buat perut kenyang,” ungkap Arifin, salah satu pelanggan saat ditemui JTV di lokasi Senin(29/08/2022).
Uniknya, meski keluar saat kebanyakan orang sudah terlelap tidur, bakso gendruwo ternyata sangat laris. Bahkan pembeli rela menunggu sebelum gerobak bakso datang mangkal.
Tak ada tempat khusus makan layaknya warung bakso pada umumnya. Namun para pelanggan tetap rela antri, lalu mencari tempat sendiri untuk menyantap bakso pesanannya. Ada yang duduk lesehan di poskamling, dan ada pula yang nongkrong pinggir jalan.
“Suka sekali karena rasanya enak. Ini bukanya diatas jam 12, tapi saya sering hampir setiap malam,” ujar Atul, pelanggan lain.
Berjualan bakso sudah dilakono Suwandi selama lima puluh dua tahun. Pada awalnya, bapak satu anak ini berjualan keliling dari kampung ke kampung, sejak siang sampai malam. Kemudian sejak enam tahun terakhir, Suwandi beralih jualan tengah malam.
Dalam semalam, Suwadi mampu menghabsikan sedikitnya seratus dua puluh lima porsi bakso gendruwo. Bahkan seluruh daganganya kadang ludes terjual hanya dalam dua jam mangkal. Tak hanya kelezatannya yang menggona, para pelanggan tak bosan-bosan datang juga karena harganya yang sangat murah, yaitu Rp5.000 per porsi.
“Malam banyak anak-anak lapar, selain itu juga karena umur saya sudah tua jadi jualannya tengah malam. Jualan bakso sudah 52 tahun, jualan malam 6 tahun. Semalam bisa habis 125 porsi,” jelas Suwandi, penjual bakso gendruwo.
Bagaimana, tertarik mencoba bakso gendruwo?, maka anda harus rela mengantri tengah malam. Bahkan antrian lebih panjang biasanya terjadi di hari sabtu malam minggu. (dzi/rok)
Seperti bakso pada umumnya. Bakso Suwandi atau yang akrab disapa Pak Di ini juga berisikan pentol dan tahu. Namun uniknya, pasutri ini hanya keluar untuk berjualan pada tengah malam.
Tepat pukul dua belas malam, gerobak bakso mulai didorong Suwandi bersama istrinya menuju pos kamling, sekitar tiga ratus meter dari rumahnya. Hanya muncul malam hari membuat para pelanggan menyebutnya sebagai bakso gendruwo.
“Dinamakan gendruwo karena keluarnya tengah malam. Rasanya enak sekali, gak ada duanya. Harganya terjangkau sekali, Lima ribu sudah buat perut kenyang,” ungkap Arifin, salah satu pelanggan saat ditemui JTV di lokasi Senin(29/08/2022).
Uniknya, meski keluar saat kebanyakan orang sudah terlelap tidur, bakso gendruwo ternyata sangat laris. Bahkan pembeli rela menunggu sebelum gerobak bakso datang mangkal.
Tak ada tempat khusus makan layaknya warung bakso pada umumnya. Namun para pelanggan tetap rela antri, lalu mencari tempat sendiri untuk menyantap bakso pesanannya. Ada yang duduk lesehan di poskamling, dan ada pula yang nongkrong pinggir jalan.
“Suka sekali karena rasanya enak. Ini bukanya diatas jam 12, tapi saya sering hampir setiap malam,” ujar Atul, pelanggan lain.
Berjualan bakso sudah dilakono Suwandi selama lima puluh dua tahun. Pada awalnya, bapak satu anak ini berjualan keliling dari kampung ke kampung, sejak siang sampai malam. Kemudian sejak enam tahun terakhir, Suwandi beralih jualan tengah malam.
Dalam semalam, Suwadi mampu menghabsikan sedikitnya seratus dua puluh lima porsi bakso gendruwo. Bahkan seluruh daganganya kadang ludes terjual hanya dalam dua jam mangkal. Tak hanya kelezatannya yang menggona, para pelanggan tak bosan-bosan datang juga karena harganya yang sangat murah, yaitu Rp5.000 per porsi.
“Malam banyak anak-anak lapar, selain itu juga karena umur saya sudah tua jadi jualannya tengah malam. Jualan bakso sudah 52 tahun, jualan malam 6 tahun. Semalam bisa habis 125 porsi,” jelas Suwandi, penjual bakso gendruwo.
Bagaimana, tertarik mencoba bakso gendruwo?, maka anda harus rela mengantri tengah malam. Bahkan antrian lebih panjang biasanya terjadi di hari sabtu malam minggu. (dzi/rok)