TUBAN - Kelangkaan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar terjadi di sepanjang Jalur Pantura Kabupaten Tuban sejak dua pekan terakhir. Kondisi ini salah satunya seperti terlihat di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, pada Jumat (12/08/2022).
SPBU yang ada di tepi Jalur Pantura ini terpaksa harus tutup, karena stok BBM khususnya solar telah habis. Sedangkan pihak SPBU belum mendapatkan kiriman stok BBM dari Pertamina.
Langkanya solar ini membuat sebagian besar nelayan di Pesisir Utara Tuban kesulitan melaut. Salah satunya seperti yang dirasakan nelayan di Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban.
Menurut para nelayan, sejak sepekan terakhir mereka kesulitan melaut akibat langkanya solar di SPBU di wilayah setempat. Kondisi ini memaksa para nelayan setempat berhenti melaut. Untuk mengisi waktu luang, mereka memperbaiki alat tangkap ikan yang rusak.
“Sudah gak melaut sejak satu minggu karena sulit mencari solar. di SPBU juga gak ada stok mas,” ungkap Lasmari, nelayan setempat.
Sementara nelayan yang nekat melaut menyiasatinya dengan membeli solar eceran dengan harga yang lebih mahal, yakni 6.000 rupiah perliternya. Sedangkan harga di SPBU hanya 5.150 rupiah saja.
Para nelayan berharap, langkanya solar ini cepat diatasi oleh pemerintah. Agar masyarakat khususnya nelayan, dapat kembali melaut. Jika kelangkaan solar ini berlarut-larut, para nelayan tak dapat mencari ikan.
“Kami harap pemerintah segera turun tangan mengatasi persoalan ini. Jika ini berlarut-karut kami nelayan makan apa mas,” Tegas Ahmad Khusnul Abidin, Ketua Rukun Nelayan Kelurahan Sidomulyo. (dzi/rok)
SPBU yang ada di tepi Jalur Pantura ini terpaksa harus tutup, karena stok BBM khususnya solar telah habis. Sedangkan pihak SPBU belum mendapatkan kiriman stok BBM dari Pertamina.
Langkanya solar ini membuat sebagian besar nelayan di Pesisir Utara Tuban kesulitan melaut. Salah satunya seperti yang dirasakan nelayan di Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban.
Menurut para nelayan, sejak sepekan terakhir mereka kesulitan melaut akibat langkanya solar di SPBU di wilayah setempat. Kondisi ini memaksa para nelayan setempat berhenti melaut. Untuk mengisi waktu luang, mereka memperbaiki alat tangkap ikan yang rusak.
“Sudah gak melaut sejak satu minggu karena sulit mencari solar. di SPBU juga gak ada stok mas,” ungkap Lasmari, nelayan setempat.
Sementara nelayan yang nekat melaut menyiasatinya dengan membeli solar eceran dengan harga yang lebih mahal, yakni 6.000 rupiah perliternya. Sedangkan harga di SPBU hanya 5.150 rupiah saja.
Para nelayan berharap, langkanya solar ini cepat diatasi oleh pemerintah. Agar masyarakat khususnya nelayan, dapat kembali melaut. Jika kelangkaan solar ini berlarut-larut, para nelayan tak dapat mencari ikan.
“Kami harap pemerintah segera turun tangan mengatasi persoalan ini. Jika ini berlarut-karut kami nelayan makan apa mas,” Tegas Ahmad Khusnul Abidin, Ketua Rukun Nelayan Kelurahan Sidomulyo. (dzi/rok)