Terkait hal ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban bersama Pemerintah Desa setempat langsung menggelar pemberantasan sarang nyamuk atau fogging di dusun setempat, pada Sabtu (03/09/2022). Fogging ini dilakukan setelah pihak Dinkes mendapat permintaan fogging dari Pemerintah Desa setempat.
Fogging dilakukan di sejumlah titik yang disinyalir menjadi sarang nyamuk. Seperti gorong-gorong hingga tempat pembuangan kotoran sapi. Petugas juga mengimbau masyarakat agar membuka pintu rumahnya, dan membawa anak kecil ke tempat yang aman,sehingga tidak menghirup asap fogging.
Menurut Kepala Desa Sumurjalak, Jinawan, dalam satu bulan ini sudah 14 anak di Dusun Tegalrejo yang terjangkit demam berdarah. Banyaknya kubangan air di sekitar rumah warga, menjadi salah satu faktor karena digunakan nyamuk untuk bersarang dan berkembang biak.
“Disini sebagian besar warganya penggembala sapi banyak kotoran dan kubangan air yang menjadi sarang nyamuk. Sudah ada 14 anak yang kena DB,” ungkapnya.
Sementara itu, menurut Penanggungjawab P3M Dinkes Tuban, Susilowati, dari 14 anak setempat yang awalnya diduga terjangkit demam berdarah, hanya 5 anak dinyatakan positif demam berdarah. Pihak Dinkes bersama Pemdes setempat kini telah melakukan penyuluhan dan kerja bakti membersihkan lingkungan setempat.
“Ada laporan dari pemdes setempat ada 14 yang terkena DB dan setelah kita konfirmasi yang positif ada 5 anak. Terkait hal ini kita sudah melakukan kerja bakti dan kader jumantik sudah melakukan penyuluhan 3M plus,” jelasnya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban mengimbau kepada masyarakat, agar melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Diantaranya dengan cara menguras atau membersihkan tempat penampungan air seperti kamar mandi, menutup rapat tempat penampungan air seperti drum, kendi dan lainnya, mendaur ulang barang bekas yang sering dijadikan sarang nyamuk. (dzi/rok)