LAMONGAN - Tiga ruang kelas Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ngujungrejo, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, kondisinya rusak parah hingga tak bisa difungsikan. Dari 6 ruang kelas, hanya 3 ruang kelas saja yang bisa digunakan.
Kondisi ini memaksa pihak sekolah melakukan penyekatan ruang kelas yang masih layak digunakan, untuk proses belajar mengajar. Tiga ruang yang rusak tersebut akibat terkena bencana alam pada bulan november 2021 lalu.
“Saya masuk kesini juli 2022, ruangan roboh karena bencana alam bulan november 2022. Jadi saya masuk kondisinya sudah begini,” jelas Yuni Maharani, Kepala SDN Ngujungrejo saat ditemui JTV, Kamis (29/09/2022).
Ruang kelas yang rusak, membuat aktifitas belajar mengajar terganggu. Pasalnya, tiap ruangan diisi 2 kelas berbeda. Sementara SD Negeri ini, hanya memiliki 25 murid. Itupun hanya kelas 2 sampai kelas 6, sedangkan untuk kelas 1 tidak dapat murid.
“Muridnya total ada 25 untuk kelas 2 sampai kelas 6. Sedangkan kelas 1 kosong tidak ada muridnya,” imbuhnya.
Hingga kini, belum ada tindaklanjut dari pihak terkait untuk memperbaiki gedung yang rusak ini. Sementara warga enggan menyekolahkan anaknya di SDN setempat, lantaran bangunan sekolah sudah tidak layak.
“Setelah saya analisa, warga enggan menyekolahkan anaknya disini karena memang kondisi sekolahnya tidak layak.” Ungkap Yuni Maharani.
Pihak sekolah berharap, ruang kelas yang rusak bisa segera diperbaiki, sehingga aktifitas belajar mengajar bisa berjalan normal. (fli/rok)
Kondisi ini memaksa pihak sekolah melakukan penyekatan ruang kelas yang masih layak digunakan, untuk proses belajar mengajar. Tiga ruang yang rusak tersebut akibat terkena bencana alam pada bulan november 2021 lalu.
“Saya masuk kesini juli 2022, ruangan roboh karena bencana alam bulan november 2022. Jadi saya masuk kondisinya sudah begini,” jelas Yuni Maharani, Kepala SDN Ngujungrejo saat ditemui JTV, Kamis (29/09/2022).
Ruang kelas yang rusak, membuat aktifitas belajar mengajar terganggu. Pasalnya, tiap ruangan diisi 2 kelas berbeda. Sementara SD Negeri ini, hanya memiliki 25 murid. Itupun hanya kelas 2 sampai kelas 6, sedangkan untuk kelas 1 tidak dapat murid.
“Muridnya total ada 25 untuk kelas 2 sampai kelas 6. Sedangkan kelas 1 kosong tidak ada muridnya,” imbuhnya.
Hingga kini, belum ada tindaklanjut dari pihak terkait untuk memperbaiki gedung yang rusak ini. Sementara warga enggan menyekolahkan anaknya di SDN setempat, lantaran bangunan sekolah sudah tidak layak.
“Setelah saya analisa, warga enggan menyekolahkan anaknya disini karena memang kondisi sekolahnya tidak layak.” Ungkap Yuni Maharani.
Pihak sekolah berharap, ruang kelas yang rusak bisa segera diperbaiki, sehingga aktifitas belajar mengajar bisa berjalan normal. (fli/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News