TUBAN - Puluhan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Tuban, pada Kamis siang (08/09/2022) menggelar aksi penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi di depan Kantor DPRD setempat. Para mahasiswa menggelar long march dan aksi dorong motor dari jalan Sunan Kalijaga menuju bundaran Patung Letda Sucipto Tuban.
Aksi dorong motor ini dilakukan sebagai bentuk penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi dan menuntut Pemerintah untuk membatalkan kebijakan kenaikan harga BBM. Para mahasiswa secara bergantian berorasi dan membawa spanduk tuntutan penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi.
Aksi saling dorong antara aparat kepolisian dengan mahasiswa sempat terjadi, lantaran massa mahasiswa memaksa masuk ke halaman Gedung DPRD Tuban. Gesekan ini mereda setelah perwakilan mahasiswa bertemu dengan pimpinan DPRD Tuban untuk menandatangani tuntutan mahasiswa.
Menurut Korlap Aksi, Abid Arrohman, selain menolak kenaikan kenaikan harga BBM. Aksi ini juga digelar lantaran terjadi kelangkaan BBM bersubsidi jenis solar di kawasan Pantura Tuban. Kelangkaan solar ini membuat para nelayan tidak bisa melaut. Untuk itu, para mahasiswa mendesak agar pemerintah membatalkan kebijakan kenaikan harga BBM.
“Aksi ini juga digelar lantaran para nelayan terpaksa berhenti melaut akibat kelangkaan BBM di sepanjang Pantura,” tegasnya.
Massa aksi akhirnya membubarkan diri usai surat pernyataan mereka ditandatangani oleh Ketua DPRD Tuban, Miyadi. Tuntutan tersebut nantinya akan diteruskan ke pemerintah pusat. (dzi/rok)
Aksi dorong motor ini dilakukan sebagai bentuk penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi dan menuntut Pemerintah untuk membatalkan kebijakan kenaikan harga BBM. Para mahasiswa secara bergantian berorasi dan membawa spanduk tuntutan penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi.
Aksi saling dorong antara aparat kepolisian dengan mahasiswa sempat terjadi, lantaran massa mahasiswa memaksa masuk ke halaman Gedung DPRD Tuban. Gesekan ini mereda setelah perwakilan mahasiswa bertemu dengan pimpinan DPRD Tuban untuk menandatangani tuntutan mahasiswa.
Menurut Korlap Aksi, Abid Arrohman, selain menolak kenaikan kenaikan harga BBM. Aksi ini juga digelar lantaran terjadi kelangkaan BBM bersubsidi jenis solar di kawasan Pantura Tuban. Kelangkaan solar ini membuat para nelayan tidak bisa melaut. Untuk itu, para mahasiswa mendesak agar pemerintah membatalkan kebijakan kenaikan harga BBM.
“Aksi ini juga digelar lantaran para nelayan terpaksa berhenti melaut akibat kelangkaan BBM di sepanjang Pantura,” tegasnya.
Massa aksi akhirnya membubarkan diri usai surat pernyataan mereka ditandatangani oleh Ketua DPRD Tuban, Miyadi. Tuntutan tersebut nantinya akan diteruskan ke pemerintah pusat. (dzi/rok)
Ikuti berita terkini dari JTV Bojonegoro di Google News