NGAWI - Sejumlah petani tembakau di Kabupaten Ngawi harus rela merugi pada musim panen tembakau tahun ini. Kondisi ini disebabkan anomali cuaca. Pasalnya, musim kemarau lebih pendek dan musim penghujan datang lebih awal dari biasanya.
Kondisi ini membuat tanaman tembakau petani di Ngawi rusak, layu dan terserang hama ulat. Hal ini salah satunya seperti menimpa lahan pertanian tembakau di Desa Sidorejo, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi.
Pantauan JTV di lokasi, tanaman tembakau banyak yang tidak tumbuh maksimal. Daun tembakau yang juga berlubang karena terserang hama ulat dan belalang. Selain itu, hujan deras beberapa hari terakhir mempengaruhi hasil panen tembakaunya.
“Karena kadar air tinggi mengakibatkan kualitas tembakau sangat jelek,” keluh Supriyanto, petani tembakau di desa setempat.
Padahal, saat ini harga tembakau dalam bentuk rajang kering mulai cukup bagus. Yakni dikisaran harga Rp.30.000 – Rp.40.000 per kilogramnya.
Sejumlah petani tembakau juga mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Daerah baik bibit tembakau maupun pupuk serta sarana prasarana pendukung selama menanam tembakau.
“Ya kami berharap Pemerintah Daerah lebih peduli dan memperhatikan para petani tembakau. Apalagi saat ini diguyur hujan terus menerus, membuat tembakau rusak dan petani merugi,” ujar Sawal, petani tembakau lainnya. (ito/rok)