TUBAN - Muhamad Sail, warga Prunggahan Wetan, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, harus memutar otak untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Salah satunya, dengan membuat miniatur kapal pinisi dari bahan bambu apus.
Hal ini dilakukan pria 46 tahun tersebut, usai mengalami laka kerja pada tahun 2015 silam. Kini, keseharian Sail hanya bisa duduk di atas kursi roda. Meskipun memiliki keterbatasan fisik bukan menjadi penghalang untuk terus berkreasi.
Sebelumnya, ia mengaku pernah membuat tas rajut dari tali kur, dan dijual melalui media online. Usaha kerajinan tangannya ini sempat ramai pembeli, namun, saat pandemi ia terpaksa harus berhenti karena sepi.
“Sebelum buat miniature kapal pinisi, saya pernah buat tas rajut dan sempat ramai juga, tapi saat pandemi sepi,” terang Muhammad Sail saat ditemui JTV, Jumat (28/10/2022).
Akhirnya, kini Sail beralih ke miniatur kapal pinisi. Meski baru berjalan tiga bulan, usaha kerajinan tangannya ini mulai ramai pesanan. Mulai dari pesanan online hingga datang langsung ke rumahnya.
Meski harus berada diatas kursi roda, jari jemari Sail dengan lincah merajut potongan bambu dan menyusunnya menjadi miniatur kapal pinisi yang bernilai ekonomis.
“Keahlian merakit miniatur kapal pinisi ini saya pelajari melalui browsing di internet,” ungkap Sail.
Untuk membuat satu unit miniatur kapal berukuran kecil, Sail membutuhkan waktu rata-rata 2 sampai 3 hari. Sedangkan untuk miniatur kapal berukuran besar, ia membutuhkan waktu 3 sampai 4 hari.
Dalam pemasarannya, Sail memanfaatkan media sosial untuk menawarkan hasil karyanya secara online. Harganya bervariasi, mulai dari Rp. 150.000 hingga Rp. 300.000 tergantung ukuran dan tingkat kerumitan.
“Saya jualnya online, harganya mulai 150 ribu sampai 300 ribu. Tergantung ukuran dan kerumitan,” imbuhnya.
Sementara itu, Musalam, salah satu pembeli yang memesan miniatur kapal pinisi menilai, harga miniatur kapal pinisi milik Sail lebih murah dan kualitasnya bagus. Hal inilah yang membuat para pembeli lebih memilih untuk memesan ditempatnya.
“Kalau disini harganya lebih murah serta barangnya berkualitas,” jelas Musalam pembeli asal Rembang, Jawa Tengah.
Meski dengan kondisinya saat ini, ayah satu anak ini tetap semangat membuat kerajinan tangan miniatur kapal pinisi. Karena ukurannya yang kecil, selain membutuhkan kesabaran, pembuatan miniatur kapal pinisi juga membutuhkan ketelitian yang tinggi. (dzi/rok)
Hal ini dilakukan pria 46 tahun tersebut, usai mengalami laka kerja pada tahun 2015 silam. Kini, keseharian Sail hanya bisa duduk di atas kursi roda. Meskipun memiliki keterbatasan fisik bukan menjadi penghalang untuk terus berkreasi.
Sebelumnya, ia mengaku pernah membuat tas rajut dari tali kur, dan dijual melalui media online. Usaha kerajinan tangannya ini sempat ramai pembeli, namun, saat pandemi ia terpaksa harus berhenti karena sepi.
“Sebelum buat miniature kapal pinisi, saya pernah buat tas rajut dan sempat ramai juga, tapi saat pandemi sepi,” terang Muhammad Sail saat ditemui JTV, Jumat (28/10/2022).
Akhirnya, kini Sail beralih ke miniatur kapal pinisi. Meski baru berjalan tiga bulan, usaha kerajinan tangannya ini mulai ramai pesanan. Mulai dari pesanan online hingga datang langsung ke rumahnya.
Meski harus berada diatas kursi roda, jari jemari Sail dengan lincah merajut potongan bambu dan menyusunnya menjadi miniatur kapal pinisi yang bernilai ekonomis.
“Keahlian merakit miniatur kapal pinisi ini saya pelajari melalui browsing di internet,” ungkap Sail.
Untuk membuat satu unit miniatur kapal berukuran kecil, Sail membutuhkan waktu rata-rata 2 sampai 3 hari. Sedangkan untuk miniatur kapal berukuran besar, ia membutuhkan waktu 3 sampai 4 hari.
Dalam pemasarannya, Sail memanfaatkan media sosial untuk menawarkan hasil karyanya secara online. Harganya bervariasi, mulai dari Rp. 150.000 hingga Rp. 300.000 tergantung ukuran dan tingkat kerumitan.
“Saya jualnya online, harganya mulai 150 ribu sampai 300 ribu. Tergantung ukuran dan kerumitan,” imbuhnya.
Sementara itu, Musalam, salah satu pembeli yang memesan miniatur kapal pinisi menilai, harga miniatur kapal pinisi milik Sail lebih murah dan kualitasnya bagus. Hal inilah yang membuat para pembeli lebih memilih untuk memesan ditempatnya.
“Kalau disini harganya lebih murah serta barangnya berkualitas,” jelas Musalam pembeli asal Rembang, Jawa Tengah.
Meski dengan kondisinya saat ini, ayah satu anak ini tetap semangat membuat kerajinan tangan miniatur kapal pinisi. Karena ukurannya yang kecil, selain membutuhkan kesabaran, pembuatan miniatur kapal pinisi juga membutuhkan ketelitian yang tinggi. (dzi/rok)