NGAWI - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Ngawi masih belum menunjukkan pengurangan. Bahkan, setiap hari Dinas Perikanan dan Peternakan setempat mencatat masih ada penambahan kasus yang diakibatkan dari virus tersebut.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Ngawi, Bonadi saat ditemui JTV Rabu (05/10/2022) menjelaskan, jumlah kasus hingga kini tercatat masih ada 2.160 kasus. Dari jumlah itu, untuk jumlah kematian 38 ekor, dan 2 ekor paksa sedangkan angka kesembuhan baru sekitar 773 ekor.
“Masih banyak sapi terpapar PMK yang belum sembuh. Setiap hari rata-rata ada penambahan kasus sekitar 7-13 ekor positif PMK, namun juga ada kesembuhan,” ungkapnya.
Upaya pencegahan dengan vaksinasi terus dilakukan. Menurutnya Bonadi, terakhir pihaknya juga kembali mendapat tambahan vaksin sebanyak 37.500 dosis. Dari jumlah tersebut sudah dilakukan vaksinasi 4.539 ekor sehingga masih ada stok sebanyak 32 ribu dosis.
“Ini kami dapat penambahan vaksin dan akan terus kami kebut vaksinasinya,” imbuhnya.
Seperti diketahui, angka kesembuhan PMK di Kabupaten Ngawi masih terbilang rendah. Hal ini juga berdampak Pemkab setempat belum berani membuka atau mengizinkan pasar hewan setempat. (ito/rok)
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Ngawi, Bonadi saat ditemui JTV Rabu (05/10/2022) menjelaskan, jumlah kasus hingga kini tercatat masih ada 2.160 kasus. Dari jumlah itu, untuk jumlah kematian 38 ekor, dan 2 ekor paksa sedangkan angka kesembuhan baru sekitar 773 ekor.
“Masih banyak sapi terpapar PMK yang belum sembuh. Setiap hari rata-rata ada penambahan kasus sekitar 7-13 ekor positif PMK, namun juga ada kesembuhan,” ungkapnya.
Upaya pencegahan dengan vaksinasi terus dilakukan. Menurutnya Bonadi, terakhir pihaknya juga kembali mendapat tambahan vaksin sebanyak 37.500 dosis. Dari jumlah tersebut sudah dilakukan vaksinasi 4.539 ekor sehingga masih ada stok sebanyak 32 ribu dosis.
“Ini kami dapat penambahan vaksin dan akan terus kami kebut vaksinasinya,” imbuhnya.
Seperti diketahui, angka kesembuhan PMK di Kabupaten Ngawi masih terbilang rendah. Hal ini juga berdampak Pemkab setempat belum berani membuka atau mengizinkan pasar hewan setempat. (ito/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News