JOMBANG - Menikmati masa pensiun, sepasang suami istri di Kabupaten Jombang sukses menekuni budidaya ternak murai batu medan. Dengan memanfaatkan lantai dua rumahnya, Kakek-Nenek dua cucu ini menghasilkan puluhan anak-anak murai. Harga jual burung ekor panjang yang relatif stabil ini, membuat cuan yang didapatkan terus mengalir.
Pasutri pensiunan tersebut adalah Sucipto 59 tahun dan istrinya Tutik, 58 tahun. Setiap harinya mereka mengawali pagi dengan memberi makan puluhan pasangan burung murai yang ditempatkan dalam sangkar khusus di Desa Plandi, Kecamatan Jombang Kota, Kabupaten Jombang.
Selain memberi makan dan minum, Sucipto juga rajin mengajak berdialog dengan cara bersiul agar burung tetap bersuara. Sementara Tutik, bertugas merawat anakan burung yang sudah menetas dari telornya. Ketelatenan meloloh anakan murai menjadi kunci murai bisa hidup dan besar. Termasuk memberikan obat saat ada gangguan kesehatan anakan burungnya.
Pensiunan Bank Swasta ini mengaku menekuni budidaya murai batu sejak memasuki masa pensiun beberapa tahun silam. Ketika dua anaknya sudah mandiri dan bekerja, dirinya bersama sang istri menata ruangan lantai dua menjadi sumber cuan.
“Ini kami tekuni sejak masuk masa pensiun beberapa tahun lalu. Apalagi kedua anak saya sudah bekerja dan mandiri, sehingga ruangan lantai dua kami tata untuk budidaya burung murai ini,” jelas Sucipto saat ditemui JTV, Rabu (12/10/2022).
Belasan burung murai ditempatkan di kamar-kamar yang dibuat dari rangka besi. Berkat ketekunan keduanya, puluhan anakan murai sudah berhasil dibesarkan hingga dijual ke pelanggannya.
“Untuk anakan usia satu bulan setengah seperti ini biasanya saya jual antara 1 juta sampai 1,5 juta,” imbuh Kakek dua cucu ini.
Meskipun harga anakan murai saat ini agak turun, namun penghasilan pensiun ini setiap bulan tidak kurang dari 6 juta.
Anda bersiap memasuki masa pensiun dan tertarik menjalani rutinitas baru?. Mungkin bisa meniru jejak kakek dan nenek yang sudah mencukupi kebutuhan sebagian hidupnya dengan budidaya burung ini. (ful/rok)
Pasutri pensiunan tersebut adalah Sucipto 59 tahun dan istrinya Tutik, 58 tahun. Setiap harinya mereka mengawali pagi dengan memberi makan puluhan pasangan burung murai yang ditempatkan dalam sangkar khusus di Desa Plandi, Kecamatan Jombang Kota, Kabupaten Jombang.
Selain memberi makan dan minum, Sucipto juga rajin mengajak berdialog dengan cara bersiul agar burung tetap bersuara. Sementara Tutik, bertugas merawat anakan burung yang sudah menetas dari telornya. Ketelatenan meloloh anakan murai menjadi kunci murai bisa hidup dan besar. Termasuk memberikan obat saat ada gangguan kesehatan anakan burungnya.
Pensiunan Bank Swasta ini mengaku menekuni budidaya murai batu sejak memasuki masa pensiun beberapa tahun silam. Ketika dua anaknya sudah mandiri dan bekerja, dirinya bersama sang istri menata ruangan lantai dua menjadi sumber cuan.
“Ini kami tekuni sejak masuk masa pensiun beberapa tahun lalu. Apalagi kedua anak saya sudah bekerja dan mandiri, sehingga ruangan lantai dua kami tata untuk budidaya burung murai ini,” jelas Sucipto saat ditemui JTV, Rabu (12/10/2022).
Belasan burung murai ditempatkan di kamar-kamar yang dibuat dari rangka besi. Berkat ketekunan keduanya, puluhan anakan murai sudah berhasil dibesarkan hingga dijual ke pelanggannya.
“Untuk anakan usia satu bulan setengah seperti ini biasanya saya jual antara 1 juta sampai 1,5 juta,” imbuh Kakek dua cucu ini.
Meskipun harga anakan murai saat ini agak turun, namun penghasilan pensiun ini setiap bulan tidak kurang dari 6 juta.
Anda bersiap memasuki masa pensiun dan tertarik menjalani rutinitas baru?. Mungkin bisa meniru jejak kakek dan nenek yang sudah mencukupi kebutuhan sebagian hidupnya dengan budidaya burung ini. (ful/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News