JOMBANG - Dua orang pengunjung G20 asal Belanda, mengunjungi pembuatan manik-manik di Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Rabu (16/11/2022). Pelancong ini mengenal manik-manik Jombang saat acara G20 di Denpasar, Bali.
Pantauan JTV di lokasi, dua warga Belanda tersebut melihat dengan seksama proses peleburan limbah kaca menjadi bahan setengah jadi manik-manik. Peleburan kaca ini untuk dibentuk memanjang berbagai ukuran yang telah berlubang dan siap dipanaskan lagi untuk dibentuk manik-manik. Tidak hanya mengamati, wisatawan ini juga mencoba proses pembuatannya.
Untuk menjadi hiasan rumah atau manik perhiasan yang dikenakan, seperti kalung ataupun gelang, butiran manik-manik harus diuntai dengan benang. Setelah menjadi hiasan yang indah dengan kombinasi warna dan bentuk yang sesuai, manik-manik siap dipasarkan.
Turis tersebut juga mengagumi ratusan jenis manik-manik yang terpajang di showroom perajin. Sebab pembeli, baik untuk perhiasan ataupun untuk dikoleksi, tinggal pilih manik-manik yang disukai.
Nur Wahid, perajin manik manik ini mengakui pelaksanaan G20 berdampak pada perajin manik-manik Jombang. Sejak sebulan terakhir, omzet perajin ini meningkat.
“Sejak satu bulan terakhir permintaan dari Bali terus bertambah hingga 30 persen. Ini imbas dari pelaksanaan G20 di Bali,” ungkap Nur Wahid kepada JTV.
Manik-manik Jombang memang telah dikenal di Eropa, Amerika, Australia dan Asia. Meskipun tidak langsung ke negara tujuan, ekspor melalui Bali masih terus berlangsung. Selain dikenal memiliki warna yang tidak berubah hingga 100 tahun, manik-manik jombang juga dikenal memiliki aneka jenis yang sangat disukai kolektor. (ful/rok)
Pantauan JTV di lokasi, dua warga Belanda tersebut melihat dengan seksama proses peleburan limbah kaca menjadi bahan setengah jadi manik-manik. Peleburan kaca ini untuk dibentuk memanjang berbagai ukuran yang telah berlubang dan siap dipanaskan lagi untuk dibentuk manik-manik. Tidak hanya mengamati, wisatawan ini juga mencoba proses pembuatannya.
Untuk menjadi hiasan rumah atau manik perhiasan yang dikenakan, seperti kalung ataupun gelang, butiran manik-manik harus diuntai dengan benang. Setelah menjadi hiasan yang indah dengan kombinasi warna dan bentuk yang sesuai, manik-manik siap dipasarkan.
Turis tersebut juga mengagumi ratusan jenis manik-manik yang terpajang di showroom perajin. Sebab pembeli, baik untuk perhiasan ataupun untuk dikoleksi, tinggal pilih manik-manik yang disukai.
Nur Wahid, perajin manik manik ini mengakui pelaksanaan G20 berdampak pada perajin manik-manik Jombang. Sejak sebulan terakhir, omzet perajin ini meningkat.
“Sejak satu bulan terakhir permintaan dari Bali terus bertambah hingga 30 persen. Ini imbas dari pelaksanaan G20 di Bali,” ungkap Nur Wahid kepada JTV.
Manik-manik Jombang memang telah dikenal di Eropa, Amerika, Australia dan Asia. Meskipun tidak langsung ke negara tujuan, ekspor melalui Bali masih terus berlangsung. Selain dikenal memiliki warna yang tidak berubah hingga 100 tahun, manik-manik jombang juga dikenal memiliki aneka jenis yang sangat disukai kolektor. (ful/rok)