NGAWI - Musim panen tembakau tahun ini, para petani tembakau di Kabupaten Ngawi harus dihadapkan dengan kondisi cuaca yang ekstrem. Hal ini berpengaruh pada hasil panen tembakau yang tidak maksimal.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Ngawi, Sojo mengaku hasil panen tembakau kali ini memang tidak bisa maksimal. Hal ini menyusul saat awal tanam kemarin cuaca tidak menentu.
Beberapa kali tanamannya diguyur hujan, sehingga sebagian tanaman rusak. Menurutnya untuk hasil panen tembakau pada tahun 2022 ini rata - rata mencapai 1,5 ton per hektar jumlah itu dan itu dibawah target normal yang biasanya bisa mencapai diatas 2 ton per hektar.
“Padahal saat ini untuk harga jual tembakau kering sudah mulai membaik,” ungkap Sojo kepada JTV, Rabu (02/11/2022).
Harga tembakau kering, pada tahun ini mencapai Rp.44 ribu per kilo. Sementara tahun 2021 lalu harga tembakau kering hanya Rp.30 ribu per kilo.
Sojo berharap, pemerintah daerah lebih memperhatikan petani tembakau meskipun tanaman tembakau tidak termasuk komoditi yang terproteksi oleh negara. Hal ini seiring dengan potensi dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) yang dihasilkan cukup tinggi. (ito/rok)
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Ngawi, Sojo mengaku hasil panen tembakau kali ini memang tidak bisa maksimal. Hal ini menyusul saat awal tanam kemarin cuaca tidak menentu.
Beberapa kali tanamannya diguyur hujan, sehingga sebagian tanaman rusak. Menurutnya untuk hasil panen tembakau pada tahun 2022 ini rata - rata mencapai 1,5 ton per hektar jumlah itu dan itu dibawah target normal yang biasanya bisa mencapai diatas 2 ton per hektar.
“Padahal saat ini untuk harga jual tembakau kering sudah mulai membaik,” ungkap Sojo kepada JTV, Rabu (02/11/2022).
Harga tembakau kering, pada tahun ini mencapai Rp.44 ribu per kilo. Sementara tahun 2021 lalu harga tembakau kering hanya Rp.30 ribu per kilo.
Sojo berharap, pemerintah daerah lebih memperhatikan petani tembakau meskipun tanaman tembakau tidak termasuk komoditi yang terproteksi oleh negara. Hal ini seiring dengan potensi dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) yang dihasilkan cukup tinggi. (ito/rok)