NGAWI - Puluhan petani di Desa Kwadungan Lor, Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi, melakukan gropyokan untuk membasmi hama tikus yang menyerang tanaman padi. Tanaman padi yang baru berusia 14 sampai 21 hari tersebut sering kali rusak akibat serangan hama tikus, sehingga dapat mengakibatkan gagal panen.
Kepala Desa Kwadungan Lor, Triyono, menjelaskan, mayoritas warganya berprofesi sebagai petani. Bahkan dari luas lahan sekitar 900 hektar, 600 hektar diantaranya merupakan lahan pertanian padi.
“Sawah di desa kami 600 hektar. Sehingga tikus menjadi musuh petani sini karena sering merusak tanaman padi,” terang Triyono saat ditemui JTV, Senin (19/12/2022).
Lebih lanjut Kades Kwadungan Lor mengungkapkan, kegiatan gropyokan hama tikus ini sering dilakukan setelah masa tanam. Yakni dengan melakukan pengasapan membakar belerang di tiap-tiap lubang yang menjadi sarang tikus.
“Disamping itu kegiatan gropyokan juga untuk mencegah agar petani tidak memasang jebakan tikus beraliran listrik karena dapat membahayakan,” ungkapnya.
Diketahui, pengendalian hama tikus gropyokan secara intensif dapat mengurangi hama pengerat tersebut berkembang biak. Disamping itu, budaya gropyokan juga menjadi salah satu contoh sikap kegotong royongan antar warga atau petani dalam membasmi hama tersebut. (ito/rok)
Kepala Desa Kwadungan Lor, Triyono, menjelaskan, mayoritas warganya berprofesi sebagai petani. Bahkan dari luas lahan sekitar 900 hektar, 600 hektar diantaranya merupakan lahan pertanian padi.
“Sawah di desa kami 600 hektar. Sehingga tikus menjadi musuh petani sini karena sering merusak tanaman padi,” terang Triyono saat ditemui JTV, Senin (19/12/2022).
Lebih lanjut Kades Kwadungan Lor mengungkapkan, kegiatan gropyokan hama tikus ini sering dilakukan setelah masa tanam. Yakni dengan melakukan pengasapan membakar belerang di tiap-tiap lubang yang menjadi sarang tikus.
“Disamping itu kegiatan gropyokan juga untuk mencegah agar petani tidak memasang jebakan tikus beraliran listrik karena dapat membahayakan,” ungkapnya.
Diketahui, pengendalian hama tikus gropyokan secara intensif dapat mengurangi hama pengerat tersebut berkembang biak. Disamping itu, budaya gropyokan juga menjadi salah satu contoh sikap kegotong royongan antar warga atau petani dalam membasmi hama tersebut. (ito/rok)