TUBAN - Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tuban, menggelar konferensi cabang (Konfercab) ke VII pada tanggal 24 hingga 25 desember 2022, di Ponpes Bahrul Huda, Jalan Letda Sucipto Tuban. Pembukaan konfercab, sabtu (24/12/2022) dengan tema mendigdayakan NU menyongsong abad ke 2 menuju kebangkitan baru tersebut dihadiri ribuan undangan.
Mereka yang datang berasal dari Ranting dan MWC NU se Kabupaten Tuban, pengurus PCNU Tuban dan Banom NU Tuban, serta tamu undangan lainnya. Dalam sambutannya, Ketua Tanfidziyah PCNU Tuban, KH Musta’in Syukur menceritakan lika-liku sejarah berdirinya NU hingga terselenggaranya konfercab NU di Kabupaten Tuban.
Menurutnya, keberadaan Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tuban sudah ada sejak tahun 1935. Saat itu, di Tuban ada dua cabang NU. Yakni NU Cabang Tuban yang mewakili Tuban sebelah utara dan Nu Cabang Senori-Bangilan yang mewakili Tuban sebelah selatan.
“NU di Tuban itu sudah ada sejak 1935. Awalnya ada dua cabang NU. NU Cabang Senori-Bangilan yang membawahi Kecamatan Parengan, Singgahan, Senori, Bangilan, Jatirogo dan Kenduruan. Selebihnya masuk di Cabang NU sebelah utara (Tuban,red),” ungkap KH Musta’in Syukur dalam sambutannya.
Namun dalam perjalannya, dua cabang NU di Tuban dilebur menjadi satu, yakni pada saat Ketua PBNU dijabat oleh KH Abdurrahman Wahid tahun 1984. Saat itu, Gus Dur mempunyai kebijakan bahwa di dalam satu Kabupaten, tidak diperbolehkan berdiri dua cabang NU. Kondisi ini membuat NU Cabang Tuban dan Cabang Senori-Bangilan, diwajibkan melebur menjadi satu.
“Pada era ketua PBNU Kyai Haji Abdurrahman Wahid ada aturan dalam satu Kabupaten tidak boleh ada dua cabang NU, sehingga dua Cabang NU di Tuban dilebur menjadi satu,” tegas Ketua Tanfidziyah PCNU Tuban.
Lebih lanjut, KH Musta’in Syukur menceritakan, Konfercab NU Tuban pertama kali digelar di Ponpes Jenu. Kemudian kedua, digelar di Ponpes Tanggir Singgahan. Sedangkan Konfercab PCNU Tuban ketiga digelar di Ponpes Langitan. Selanjutnya konfercab keempat, kelima dan keenam digelar di Lembaga Maarif Tuban.
“Dan Konfercab PCNU Tuban ketujuh digelar di Ponpes Bahrul Huda Tuban hari ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, KH Ma’sum Faqih dalam sambutannya mengungkapkan, ruh berdirinya NU di Indonesia ada di Kabupaten Tuban, tepatnya di Ponpes Langitan Widang, Tuban. Karena pendiri-pendiri NU adalah santri dari dari Ponpes Langitan, termasuk Mbah Kholil, Mbah Hasyim, dan Mbah Wahab.
“Untuk itu bapak-bapak, Kabupaten Tuban ini sangat istimewa. Tadi jajaran pimpinan PBNU juga menitip pesan mengucapkan selamat dan sukses serta mengapresiasi gelaran Konfercab VII PCNU Tuban ini,” ujar KH Ma’sum Faqih.
Sementara itu, Konfercab VII PCNU Tuban ini digelar untuk memilih Ketua Tanfidziyah dan Rais Syuriah baru sebagai nakhoda organisasi untuk masa khidmat lima tahun ke depan. (dzi/rok)
Mereka yang datang berasal dari Ranting dan MWC NU se Kabupaten Tuban, pengurus PCNU Tuban dan Banom NU Tuban, serta tamu undangan lainnya. Dalam sambutannya, Ketua Tanfidziyah PCNU Tuban, KH Musta’in Syukur menceritakan lika-liku sejarah berdirinya NU hingga terselenggaranya konfercab NU di Kabupaten Tuban.
Menurutnya, keberadaan Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tuban sudah ada sejak tahun 1935. Saat itu, di Tuban ada dua cabang NU. Yakni NU Cabang Tuban yang mewakili Tuban sebelah utara dan Nu Cabang Senori-Bangilan yang mewakili Tuban sebelah selatan.
“NU di Tuban itu sudah ada sejak 1935. Awalnya ada dua cabang NU. NU Cabang Senori-Bangilan yang membawahi Kecamatan Parengan, Singgahan, Senori, Bangilan, Jatirogo dan Kenduruan. Selebihnya masuk di Cabang NU sebelah utara (Tuban,red),” ungkap KH Musta’in Syukur dalam sambutannya.
Namun dalam perjalannya, dua cabang NU di Tuban dilebur menjadi satu, yakni pada saat Ketua PBNU dijabat oleh KH Abdurrahman Wahid tahun 1984. Saat itu, Gus Dur mempunyai kebijakan bahwa di dalam satu Kabupaten, tidak diperbolehkan berdiri dua cabang NU. Kondisi ini membuat NU Cabang Tuban dan Cabang Senori-Bangilan, diwajibkan melebur menjadi satu.
“Pada era ketua PBNU Kyai Haji Abdurrahman Wahid ada aturan dalam satu Kabupaten tidak boleh ada dua cabang NU, sehingga dua Cabang NU di Tuban dilebur menjadi satu,” tegas Ketua Tanfidziyah PCNU Tuban.
Lebih lanjut, KH Musta’in Syukur menceritakan, Konfercab NU Tuban pertama kali digelar di Ponpes Jenu. Kemudian kedua, digelar di Ponpes Tanggir Singgahan. Sedangkan Konfercab PCNU Tuban ketiga digelar di Ponpes Langitan. Selanjutnya konfercab keempat, kelima dan keenam digelar di Lembaga Maarif Tuban.
“Dan Konfercab PCNU Tuban ketujuh digelar di Ponpes Bahrul Huda Tuban hari ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, KH Ma’sum Faqih dalam sambutannya mengungkapkan, ruh berdirinya NU di Indonesia ada di Kabupaten Tuban, tepatnya di Ponpes Langitan Widang, Tuban. Karena pendiri-pendiri NU adalah santri dari dari Ponpes Langitan, termasuk Mbah Kholil, Mbah Hasyim, dan Mbah Wahab.
“Untuk itu bapak-bapak, Kabupaten Tuban ini sangat istimewa. Tadi jajaran pimpinan PBNU juga menitip pesan mengucapkan selamat dan sukses serta mengapresiasi gelaran Konfercab VII PCNU Tuban ini,” ujar KH Ma’sum Faqih.
Sementara itu, Konfercab VII PCNU Tuban ini digelar untuk memilih Ketua Tanfidziyah dan Rais Syuriah baru sebagai nakhoda organisasi untuk masa khidmat lima tahun ke depan. (dzi/rok)