BLITAR - Curah hujan tinggi di awal musim penghujan, membuat para petani cabai di Kabupaten Blitar gagal panen. Kondisi tersebut salah satunya dirasakan para petani di Desa Maron, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, pada Selasa (06/12/2022) pagi.
Sutrisno, petani cabai setempat menuturkan, curah hujan tinggi membuat tanaman cabai milik petani terendam air sehingga buah cabai membusuk. Selain cuaca, gagal panen ini juga disebabkan oleh serangan hama.
“Sudah sebulan ini hujan deras. Buah cabai membusuk dan batang pohon cabai rusak dan layu. Kondisi itu membuat kami gagal panen,” jelas Sutrisno kepada JTV.
Kondisi tersebut diperparah dengan harga jual cabai rawit yang anjlok di tingkatan petani, yang hanya dipatok 16 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya, harga cabai rawit diatas 25 ribu rupiah per kilogramnya.
“Petani semakin terpuruk saat panen cabai musim ini, karena selain cuaca dan hama juga harga jual cabai anjlok,” imbuh Sutrisno.
Untuk menghindari kerugian lebih besar lagi, para petani setempat akan mengganti tanaman cabai dengan tanaman lain yang lebih tahan terhadap hujan. (mas/rok)
Sutrisno, petani cabai setempat menuturkan, curah hujan tinggi membuat tanaman cabai milik petani terendam air sehingga buah cabai membusuk. Selain cuaca, gagal panen ini juga disebabkan oleh serangan hama.
“Sudah sebulan ini hujan deras. Buah cabai membusuk dan batang pohon cabai rusak dan layu. Kondisi itu membuat kami gagal panen,” jelas Sutrisno kepada JTV.
Kondisi tersebut diperparah dengan harga jual cabai rawit yang anjlok di tingkatan petani, yang hanya dipatok 16 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya, harga cabai rawit diatas 25 ribu rupiah per kilogramnya.
“Petani semakin terpuruk saat panen cabai musim ini, karena selain cuaca dan hama juga harga jual cabai anjlok,” imbuh Sutrisno.
Untuk menghindari kerugian lebih besar lagi, para petani setempat akan mengganti tanaman cabai dengan tanaman lain yang lebih tahan terhadap hujan. (mas/rok)