SURABAYA - Mendekati perayaaan Hari Raya Natal 25 desember, umat kristiani di Surabaya menggelar bakti sosial dengan membagikan paket sembako dan uang tunai kepada warga yang digelar di sebuah restoran di Jalan Kedungsari Surabaya, pada Sabtu (10/12/2022).
Sekitar 40 orang warga dengan latar belakang dan berbeda keyakinan agama, yang berasal dari Kampung Babatan, Jalan Dupak, Surabaya, mendapat bantuan berupa bingkisan yang berisi bermacam makanan serta yang tunai.
Bukan tanpa alasan, bakti sosial yang dikemas dalam perayaan natal Keluarga Lie ini, digelar sebagai ungkapan syukur, sekaligus melestarikan toleransi dan kebersamaan antar warga dari berbagai keyakinan yang telah dipelihara dan menjadi tradisi sejak beberapa tahun silam.
“Kami dari perwakilan Keluarga Lie memang punya tradisi seperti ini menjelang Natal. Ini sebagai ungkapan rasa syukur dan melestarikan toleransi dan kebersamaan,” jelasnya Sri Milani, perwakilan Keluarga Lie saat ditemui JTV.
Sementara itu, salah seorang warga mengaku, jika warga kampung sejak dulu hidup rukun tanpa membeda-bedakan latar belakang. Tak hanya momen natal, warga terutama janda kerap mendapat bantuan.
“Kalau disini memang kami sejak dulu hidup rukun berdampingan meski dari berbagai latar belakang agama. Janda maupun warga membutuhkan selalu diberikan bantuan seperti ini,” terang Astuti, warga setempat.
Keluarga Lie, dulunya merupakan warga yang berasal dari Kampung Babatan. Namun, sejak pindah dan menjadi pengusaha, tradisi kebersamaan tanpa membedakan latar belakang dan status sosial masih dipertahankan.
Di akhir acara, warga saling memberikan ucapan selamat natal kepada yang merayakan. Diharapkan bisa menjaga harmonisasi dan kerukunan dalam perbedaan. (jul/rok)
Sekitar 40 orang warga dengan latar belakang dan berbeda keyakinan agama, yang berasal dari Kampung Babatan, Jalan Dupak, Surabaya, mendapat bantuan berupa bingkisan yang berisi bermacam makanan serta yang tunai.
Bukan tanpa alasan, bakti sosial yang dikemas dalam perayaan natal Keluarga Lie ini, digelar sebagai ungkapan syukur, sekaligus melestarikan toleransi dan kebersamaan antar warga dari berbagai keyakinan yang telah dipelihara dan menjadi tradisi sejak beberapa tahun silam.
“Kami dari perwakilan Keluarga Lie memang punya tradisi seperti ini menjelang Natal. Ini sebagai ungkapan rasa syukur dan melestarikan toleransi dan kebersamaan,” jelasnya Sri Milani, perwakilan Keluarga Lie saat ditemui JTV.
Sementara itu, salah seorang warga mengaku, jika warga kampung sejak dulu hidup rukun tanpa membeda-bedakan latar belakang. Tak hanya momen natal, warga terutama janda kerap mendapat bantuan.
“Kalau disini memang kami sejak dulu hidup rukun berdampingan meski dari berbagai latar belakang agama. Janda maupun warga membutuhkan selalu diberikan bantuan seperti ini,” terang Astuti, warga setempat.
Keluarga Lie, dulunya merupakan warga yang berasal dari Kampung Babatan. Namun, sejak pindah dan menjadi pengusaha, tradisi kebersamaan tanpa membedakan latar belakang dan status sosial masih dipertahankan.
Di akhir acara, warga saling memberikan ucapan selamat natal kepada yang merayakan. Diharapkan bisa menjaga harmonisasi dan kerukunan dalam perbedaan. (jul/rok)
