JOMBANG - Menjelang perayaan tahun baru imlek, perajin dupa di Desa Bawangan, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, kebanjiran orderan. Usaha milik Fahchur Rohman ini, kini terus mengejar target produksi yang semakin menumpuk.
Fahchur Rohman mengungkapkan, dupa yang ia produksi mengandalkan bahan serbuk dari kayu gaharu. Prosesnya, bahan serbuk diaduk rata dengan bahan lainnya. Setelah teraduk rata, kemudian dimasukkan kedalam mesin pencetak yang sudah ada lidinya.
“Mesin ini melilitkan lidi dengan serbuk gaharu yang memiliki aroma tersendiri,” terangnya saat ditemui JTV, Jumat (20/01/2023).
Ia menambahkan, selain menggunakan alat mesin, home industri miliknya juga melayani pembuatan dupa yang diproduksi secara manual. Dupa manual dibentuk dengan cetakan berbentuk kerucut.
“Setelah semuanya selesai dalam proses pembuatan. Barulah dupa-dupa yang sudah jadi dilakukan proses pengeringan,” lanjutnya.
Fahchur Rohman mengungkapkan, jelang perayaan imlek ini pesanan dari pelanggannya meningkat pesat. Jika pada hari-hari biasa, ia hanya mampu menjual sepuluh hingga tiga puluh kilogram olahan serbuk kayu gaharu. Namun, jelang imlek tahun ini, penjualan bisa mencapai lima ratus kilogram olahan serbuk kayu gaharu.
“Sementara kemampuan produksi di tempat saya ini berkisar 100 kilogram perhari. Jika ditotal, saat ini ada 3 ton pesanan yang sudah masuk,” ungkapnya.
Sementara itu, harga jual dupa tergantung jenisnya. Untuk dupa berbentuk lidi, satu kilogramnya dijual 150 ribu rupiah. Sedangkan untuk dupa jenis kerucut, dijual dengan harga 200 ribu rupiah perkilogramnya.
“Alhamdulillah omzet dalam januari berjalan ini meningkat mencapai puluhan juta rupiah,” tegasnya.
Selain dipasar di sejumlah daerah di Indonesia. Usaha yang sudah digelutinya sejak tahun 2010 silam ini, sudah menembus pasar mancanegara seperti, Taiwan, Malaysia, Korea, Dan Brunei Darussalam. (ful/rok)
Fahchur Rohman mengungkapkan, dupa yang ia produksi mengandalkan bahan serbuk dari kayu gaharu. Prosesnya, bahan serbuk diaduk rata dengan bahan lainnya. Setelah teraduk rata, kemudian dimasukkan kedalam mesin pencetak yang sudah ada lidinya.
“Mesin ini melilitkan lidi dengan serbuk gaharu yang memiliki aroma tersendiri,” terangnya saat ditemui JTV, Jumat (20/01/2023).
Ia menambahkan, selain menggunakan alat mesin, home industri miliknya juga melayani pembuatan dupa yang diproduksi secara manual. Dupa manual dibentuk dengan cetakan berbentuk kerucut.
“Setelah semuanya selesai dalam proses pembuatan. Barulah dupa-dupa yang sudah jadi dilakukan proses pengeringan,” lanjutnya.
Fahchur Rohman mengungkapkan, jelang perayaan imlek ini pesanan dari pelanggannya meningkat pesat. Jika pada hari-hari biasa, ia hanya mampu menjual sepuluh hingga tiga puluh kilogram olahan serbuk kayu gaharu. Namun, jelang imlek tahun ini, penjualan bisa mencapai lima ratus kilogram olahan serbuk kayu gaharu.
“Sementara kemampuan produksi di tempat saya ini berkisar 100 kilogram perhari. Jika ditotal, saat ini ada 3 ton pesanan yang sudah masuk,” ungkapnya.
Sementara itu, harga jual dupa tergantung jenisnya. Untuk dupa berbentuk lidi, satu kilogramnya dijual 150 ribu rupiah. Sedangkan untuk dupa jenis kerucut, dijual dengan harga 200 ribu rupiah perkilogramnya.
“Alhamdulillah omzet dalam januari berjalan ini meningkat mencapai puluhan juta rupiah,” tegasnya.
Selain dipasar di sejumlah daerah di Indonesia. Usaha yang sudah digelutinya sejak tahun 2010 silam ini, sudah menembus pasar mancanegara seperti, Taiwan, Malaysia, Korea, Dan Brunei Darussalam. (ful/rok)
