TUBAN - Jumlah kasus penularan virus Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) di Kabupaten Tuban, kembali meningkat. Guna mengurangi angka penularan, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Peternakan Kabupaten Tuban, bersama BPBD, TNI dan Polri melakukan penyemprotan disinfektan di sejumlah pasar hewan di Kabupaten Tuban.
Kegiatan tersebut salah satunya dilakukan di Pasar Hewan Tuban yang ada di Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, pada kamis (19/01/2023) pagi. Pantauan JTV di lokasi, petugas langsung mengosongkan area pasar, lalu menyemprotkan disinfektan ke seluruh sudut bangunan. Upaya ini diharapkan mampu mencegah penularan virus PMK antar hewan.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani, mengungkapkan, dalam sehari kasus penyakit mulut dan kuku di Provinsi Jawa Timur bertambah 185 kasus. Bahkan, 3 sapi diantaranya mati.
“ Nanti kita akan sosialisasikan kembali kepada seluruh pedagang, petugas pasar dan peternak, agar melakukan disenfektan dan vaksinasi. Di Jawa Timur kasus PMK terbaru 185 ekor, kematian 3 ekor,” jelasnya kepada JTV usai penyemprotan disinfektan di Pasar Hewan Tuban.
Indyah Aryani menambahkan, kenaikan kasus PMK tertinggi di Jatim salah satunya terjadi di Tuban. Pasalnya, jumlah kasus PMK aktif di Tuban menembus angka 105 kasus. Meski demikian, belum ada laporan sapi yang meninggal dunia.
“Tuban tidak ada yang meninggal. Selain Tuban, kenaikan tinggi di Bojonegoro hampir 85 kasus. Sementara Tuban ada 105 kasus,” imbuhnya.
Kadis Peternakan Jatim menjelaskan, penyemprotan disinfektan tersebut merupakan upaya awal yang dilakukan Pemprov Jatim. Jika kasus penyebaran PMK terus meningkat, maka Dinas Peternakan Jatim menghimbau Pemerintah Daerah untuk menutup sementara operasional pasar.
“Kita melakukan penyemprotan sebagai bentuk pencegahan penularan virus PMK. Jika terjadi kenaikan, tajam akan dilakukan penutupan pasar kembali,” tutupnya.
Selain di Pasar Hewan Tuban, penyemprotan disinfektan ini juga dilakukan di 2 pasar hewan lain di Tuban. Yakni Pasar Hewan Kecamatan Kerek dan Pasar Hewan Kecamatan Jatirogo. (dzi/rok)
Kegiatan tersebut salah satunya dilakukan di Pasar Hewan Tuban yang ada di Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, pada kamis (19/01/2023) pagi. Pantauan JTV di lokasi, petugas langsung mengosongkan area pasar, lalu menyemprotkan disinfektan ke seluruh sudut bangunan. Upaya ini diharapkan mampu mencegah penularan virus PMK antar hewan.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani, mengungkapkan, dalam sehari kasus penyakit mulut dan kuku di Provinsi Jawa Timur bertambah 185 kasus. Bahkan, 3 sapi diantaranya mati.
“ Nanti kita akan sosialisasikan kembali kepada seluruh pedagang, petugas pasar dan peternak, agar melakukan disenfektan dan vaksinasi. Di Jawa Timur kasus PMK terbaru 185 ekor, kematian 3 ekor,” jelasnya kepada JTV usai penyemprotan disinfektan di Pasar Hewan Tuban.
Indyah Aryani menambahkan, kenaikan kasus PMK tertinggi di Jatim salah satunya terjadi di Tuban. Pasalnya, jumlah kasus PMK aktif di Tuban menembus angka 105 kasus. Meski demikian, belum ada laporan sapi yang meninggal dunia.
“Tuban tidak ada yang meninggal. Selain Tuban, kenaikan tinggi di Bojonegoro hampir 85 kasus. Sementara Tuban ada 105 kasus,” imbuhnya.
Kadis Peternakan Jatim menjelaskan, penyemprotan disinfektan tersebut merupakan upaya awal yang dilakukan Pemprov Jatim. Jika kasus penyebaran PMK terus meningkat, maka Dinas Peternakan Jatim menghimbau Pemerintah Daerah untuk menutup sementara operasional pasar.
“Kita melakukan penyemprotan sebagai bentuk pencegahan penularan virus PMK. Jika terjadi kenaikan, tajam akan dilakukan penutupan pasar kembali,” tutupnya.
Selain di Pasar Hewan Tuban, penyemprotan disinfektan ini juga dilakukan di 2 pasar hewan lain di Tuban. Yakni Pasar Hewan Kecamatan Kerek dan Pasar Hewan Kecamatan Jatirogo. (dzi/rok)