LAMONGAN - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Lamongan beberapa hari terakhir, membuat aliran Sungai Bengawan Njero meluap. Akibatnya, sebanyak 20 Desa di 5 Kecamatan di Kabupaten setempat terendam banjir.
Lima kecamatan yang terendam banjir masing-masing Kecamatan Kalitengah, Turi, Karangbinangun, Deket dan Glagah. Kondisi terparah salah satunya terjadi di Desa Kemlagigede, Kecamatan Turi, Lamongan, pada jumat (17/02/2023) pagi.
Lebih dari 100 rumah di desa setempat terendam banjir dengan ketinggian antara 10 hingga 60 centimeter. Selain merendam rumah, air juga menggenangi akses jalan di desa setempat. Kondisi ini membuat arus lalu lintas terganggu.
Kepala Desa Kemlagigede, Suyatno mengatakan, di desa setempat tercatat ada sebanyak 150 rumah yang terdampak banjir. Saat banjir datang, Pemdes sudah mengerahkan sebanyak 4 pompa air. Namun, besarnya air kiriman dari selatan Lamongan, membuat usaha tersebut sia-sia.
“Banjir datang itu kita sudah antisipasi dan sediakan 4 pompa yang kami pasang di penjuru desa. Tapi air kirimannya terlalu besar, sehingga tetap banjir,” jelasnya kepada JTV.
Sejauh ini, pihak Pemdes setempat telah memberikan bantuan sembako kepada warga terdampak banjir. Sementara banjir ini, diperkirakan belum akan surut, mengingat curah hujan masih tinggi dalam beberapa hari terakhir.
“Kami juga sudah salurkan sembako kepada warga terdampak banjir. Kalau melihat cuacanya begini, banjir belum akan surut,” tegas Kades Kemlagigede.
Sementara itu, banjir Sungai Bengawan Njero ini, seolah menjadi agenda rutin tiap tahunnya di desa setempat. Warga berharap pemerintah mencarikan solusi terkait persoalan ini. (fli/rok)
Lima kecamatan yang terendam banjir masing-masing Kecamatan Kalitengah, Turi, Karangbinangun, Deket dan Glagah. Kondisi terparah salah satunya terjadi di Desa Kemlagigede, Kecamatan Turi, Lamongan, pada jumat (17/02/2023) pagi.
Lebih dari 100 rumah di desa setempat terendam banjir dengan ketinggian antara 10 hingga 60 centimeter. Selain merendam rumah, air juga menggenangi akses jalan di desa setempat. Kondisi ini membuat arus lalu lintas terganggu.
Kepala Desa Kemlagigede, Suyatno mengatakan, di desa setempat tercatat ada sebanyak 150 rumah yang terdampak banjir. Saat banjir datang, Pemdes sudah mengerahkan sebanyak 4 pompa air. Namun, besarnya air kiriman dari selatan Lamongan, membuat usaha tersebut sia-sia.
“Banjir datang itu kita sudah antisipasi dan sediakan 4 pompa yang kami pasang di penjuru desa. Tapi air kirimannya terlalu besar, sehingga tetap banjir,” jelasnya kepada JTV.
Sejauh ini, pihak Pemdes setempat telah memberikan bantuan sembako kepada warga terdampak banjir. Sementara banjir ini, diperkirakan belum akan surut, mengingat curah hujan masih tinggi dalam beberapa hari terakhir.
“Kami juga sudah salurkan sembako kepada warga terdampak banjir. Kalau melihat cuacanya begini, banjir belum akan surut,” tegas Kades Kemlagigede.
Sementara itu, banjir Sungai Bengawan Njero ini, seolah menjadi agenda rutin tiap tahunnya di desa setempat. Warga berharap pemerintah mencarikan solusi terkait persoalan ini. (fli/rok)