TUBAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, menggelar pasar murah di Desa Penambangan, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, pada jumat (17/02/2023) pagi.
Pantauan JTV di lokasi, ratusan ibu-ibu berbondong-bondong datang, karena khawatir tidak mendapat jatah bahan pangan dengan harga yang lebih murah tersebut. Mereka langsung menyerbu stan penjualan bahan pangan murah, seperti beras, gula, telur, minyak, bawang merah dan putih, serta cabai.
Seperti takut tidak kebagian, para ibu-ibu tersebut juga nekat merangsek maju, sehingga terjadi desak-desakan dan saling dorong. Akibatnya beberapa anak dan balita yang diajak sang ibu harus terhimpit diantara barisan pengantri.
Antusiasme warga, membuat lima ton beras yang disiapkan ludes hanya dalam waktu sekitar satu jam. Meski harus berdesak-desakan dan menunggu berjam-jam, warga mengaku senang mendapatkan bahan pangan murah, khususnya beras.
Sebab, harga beras sedang melambung tinggi mencapai Rp11.000 per kilogram untuk kualitas premium. Sementara dalam pasar murah ini hanya dijual Rp43.000 per lima kilogram.
“Antre beras dan sembako. Dapat harga 43ribu lima kilogram. Antri sejak jam delapan. Lebih murah dari harga toko selisih 20ribu,” jelas Eni, salah satu warga.
Operasi pasar murah kerjasama Pemkab Tuban dengan Pemprov Jatim ini digelar untuk membantu meringankan beban masyarakat dan menstabilkan harga pangan yang sedang melambung tinggi.
“Ini program dari Provinsi dan kolaborasi dengan kita (Pemkab, red) untuk melakukan operasi pasar dan untuk menjaga kestabilan harga di Kabupaten Tuban. Harga disini lebih murah dari pasar atau supermarket,” tegas Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky di lokasi pasar murah.
Untuk mengantisipasi aksi borong, petugas membatasi pembelian warga. Seperti beras, setiap warga hanya diperbolehkan membeli dua kemasan 5 kilogram beras. (dzi/rok)
Pantauan JTV di lokasi, ratusan ibu-ibu berbondong-bondong datang, karena khawatir tidak mendapat jatah bahan pangan dengan harga yang lebih murah tersebut. Mereka langsung menyerbu stan penjualan bahan pangan murah, seperti beras, gula, telur, minyak, bawang merah dan putih, serta cabai.
Seperti takut tidak kebagian, para ibu-ibu tersebut juga nekat merangsek maju, sehingga terjadi desak-desakan dan saling dorong. Akibatnya beberapa anak dan balita yang diajak sang ibu harus terhimpit diantara barisan pengantri.
Antusiasme warga, membuat lima ton beras yang disiapkan ludes hanya dalam waktu sekitar satu jam. Meski harus berdesak-desakan dan menunggu berjam-jam, warga mengaku senang mendapatkan bahan pangan murah, khususnya beras.
Sebab, harga beras sedang melambung tinggi mencapai Rp11.000 per kilogram untuk kualitas premium. Sementara dalam pasar murah ini hanya dijual Rp43.000 per lima kilogram.
“Antre beras dan sembako. Dapat harga 43ribu lima kilogram. Antri sejak jam delapan. Lebih murah dari harga toko selisih 20ribu,” jelas Eni, salah satu warga.
Operasi pasar murah kerjasama Pemkab Tuban dengan Pemprov Jatim ini digelar untuk membantu meringankan beban masyarakat dan menstabilkan harga pangan yang sedang melambung tinggi.
“Ini program dari Provinsi dan kolaborasi dengan kita (Pemkab, red) untuk melakukan operasi pasar dan untuk menjaga kestabilan harga di Kabupaten Tuban. Harga disini lebih murah dari pasar atau supermarket,” tegas Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky di lokasi pasar murah.
Untuk mengantisipasi aksi borong, petugas membatasi pembelian warga. Seperti beras, setiap warga hanya diperbolehkan membeli dua kemasan 5 kilogram beras. (dzi/rok)