LAMONGAN - Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Njero di Kabupaten Lamongan, tidak hanya merendam rumah dan akses jalan, namun sejumlah lembaga pendidikan juga turut terendam banjir. Kondisi ini membuat aktifitas belajar mengajar di sekolah terganggu.
Banjir yang terjadi sejak sepekan terakhir ini, salah satunya merendam Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sungelebak, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan, sabtu (25/02/2023) pagi. Air banjir merendam seluruh ruangan yang ada di SDN setempat. Akibatnya, aktifitas belajar mengajar dialihkan ke rumah guru maupun wali murid yang tidak terendam banjir.
Kepala SDN Sungelebak, Nita Novi Kristiani mengatakan, banjir luapan Sungai Bengawan Njero ini merendam sekolahnya sejak hari selasa (21/02/2023) lalu. Banjir ini merupakan yang terparah jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Kalau banjir sudah pekan lalu, masuk sekolah sejak hari selasa. Tahun-tahun sebelumnya tidak pernah seperti ini (Banjir, red),” terangnya kepada JTV.
Agar para siswa tidak tertinggal target pembelajaran. Aktifitas belajar-mengajar sementara waktu dialihkan ke rumah guru maupun wali murid.
“Karena seluruh ruangan terendam banjir, pembelajaran kita alihkan ke rumah guru atau wali murid terdekat dengan sekolah,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu guru SDN Sungelebak, Irkham Zakiyal Fachiro mengatakan, pembelajaran diluar sekolah dinilai tidak efektif. Selain karena tidak adanya sarana penunjang, siswa juga tidak bisa fokus.
“Kalau dibandingkan dengan belajar di sekolah ya tentu ini tidak efektif. Karena tidak ada sarana penunjangnya,” tegasnya.
Atas kondisi ini, pihak sekolah hanya bisa pasrah dan berharap banjir bisa segera surut. (fli/rok)
Banjir yang terjadi sejak sepekan terakhir ini, salah satunya merendam Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sungelebak, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan, sabtu (25/02/2023) pagi. Air banjir merendam seluruh ruangan yang ada di SDN setempat. Akibatnya, aktifitas belajar mengajar dialihkan ke rumah guru maupun wali murid yang tidak terendam banjir.
Kepala SDN Sungelebak, Nita Novi Kristiani mengatakan, banjir luapan Sungai Bengawan Njero ini merendam sekolahnya sejak hari selasa (21/02/2023) lalu. Banjir ini merupakan yang terparah jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Kalau banjir sudah pekan lalu, masuk sekolah sejak hari selasa. Tahun-tahun sebelumnya tidak pernah seperti ini (Banjir, red),” terangnya kepada JTV.
Agar para siswa tidak tertinggal target pembelajaran. Aktifitas belajar-mengajar sementara waktu dialihkan ke rumah guru maupun wali murid.
“Karena seluruh ruangan terendam banjir, pembelajaran kita alihkan ke rumah guru atau wali murid terdekat dengan sekolah,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu guru SDN Sungelebak, Irkham Zakiyal Fachiro mengatakan, pembelajaran diluar sekolah dinilai tidak efektif. Selain karena tidak adanya sarana penunjang, siswa juga tidak bisa fokus.
“Kalau dibandingkan dengan belajar di sekolah ya tentu ini tidak efektif. Karena tidak ada sarana penunjangnya,” tegasnya.
Atas kondisi ini, pihak sekolah hanya bisa pasrah dan berharap banjir bisa segera surut. (fli/rok)