BOJONEGORO - Tingginya curah hujan dalam tiga hari terakhir, membuat debit air Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro meningkat tajam. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat telah menetapkan sungai terpanjang di pulau jawa ini pada level siaga satu bencana banjir.
Pantauan JTV di lokasi, tinggi permukaan air terus mengalami peningkatan. Selain curah hujan lokal yang tinggi, kondisi tersebut juga diperparah dengan limpahan air dari wilayah hulu, karena sejak kemarin pintu waduk gajah mungkur di Wonogiri Jawa-Tengah yang merupakan puncak hulu Bengawan Solo dibuka.
Tiang ukur ketinggian air bengawan solo di utara pasar kota bojonegoro, pada jumat (17/02/2023) siang menyentuh angka lebih dari 13.70 diatas permukaan laut, atau masuk pada level siaga satu, atau siaga hijau menuju kuning bencana banjir.
Meski debit air terus meningkat, namun sejumlah perahu penyebrangan tradisional masih terlihat beroperasi ditengah derasnya arus sungai.
Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Ardhian Orianto, mengatakan sedikitnya terdapat 35 desa yang tersebar di 4 kecamatan, diantaranya Kecamatan Kota Bojonegoro, Balen, Kanor, dan Baureno terancam banjir, jika bengawan solo meluap.
Terkait hal ini, BPBD Bojonegoro menghimbau kepada masyarakat yang berada disepanjang bantaran Sungai Begawan Solo agar tidak panik dan selalu waspada jika terjadi luapan air. “Kami imbau kepada warga di sepanjang bantaran bengawan solo untuk selalu waspada dan tidak panik, serta terus memantau perkembangan tinggi muka air sungai setempat,” jelasnya saat ditemui JTV di kantornya.
Sementara itu, sesuai prediksi BMKG, potensi bencana hidrometeorologi basah akan berlangsung hingga akhir maret 2023 mendatang. (lim/rok)
Pantauan JTV di lokasi, tinggi permukaan air terus mengalami peningkatan. Selain curah hujan lokal yang tinggi, kondisi tersebut juga diperparah dengan limpahan air dari wilayah hulu, karena sejak kemarin pintu waduk gajah mungkur di Wonogiri Jawa-Tengah yang merupakan puncak hulu Bengawan Solo dibuka.
Tiang ukur ketinggian air bengawan solo di utara pasar kota bojonegoro, pada jumat (17/02/2023) siang menyentuh angka lebih dari 13.70 diatas permukaan laut, atau masuk pada level siaga satu, atau siaga hijau menuju kuning bencana banjir.
Meski debit air terus meningkat, namun sejumlah perahu penyebrangan tradisional masih terlihat beroperasi ditengah derasnya arus sungai.
Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Ardhian Orianto, mengatakan sedikitnya terdapat 35 desa yang tersebar di 4 kecamatan, diantaranya Kecamatan Kota Bojonegoro, Balen, Kanor, dan Baureno terancam banjir, jika bengawan solo meluap.
Terkait hal ini, BPBD Bojonegoro menghimbau kepada masyarakat yang berada disepanjang bantaran Sungai Begawan Solo agar tidak panik dan selalu waspada jika terjadi luapan air. “Kami imbau kepada warga di sepanjang bantaran bengawan solo untuk selalu waspada dan tidak panik, serta terus memantau perkembangan tinggi muka air sungai setempat,” jelasnya saat ditemui JTV di kantornya.
Sementara itu, sesuai prediksi BMKG, potensi bencana hidrometeorologi basah akan berlangsung hingga akhir maret 2023 mendatang. (lim/rok)
