JOMBANG - Di rumah kontrakan padat penduduk di Desa Kepatihan, Kecamatan Jombang Kota, Kabupaten Jombang, pasangan lansia Khoirul Anam, 63 tahun, dan Nur Hayati, 63 tahun, hanya bisa pasrah. Keluarga ini sudah beberapa hari ini kesulitan untuk membeli beras.
Khoirul yang biasanya mengandalkan pendapatan dari menarik becak, kini sudah berhenti. Sakit yang dideritanya membuat tubuhnya tidak mampu mengayuh kendaraan roda tiga yang diparkir di emperan terasnya.
Terakhir, keluarga ini terpaksa menggadaikan tabung LPG yang menjadi sumber pemasukannya. Semenjak Khoirul sakit, istrinya mencoba keberuntungan dengan jualan gorengan. Kini setelah LPG digadaikan, dirinya sudah tidak bisa mengais rejeki untuk menyambung hidupnya.
Khoirul Anam mengaku terpaksa menggadaikan tabung LPG karena sudah tidak ada pilihan. Dari LPG yang digadaikan dirinya mendapatkan uang 100 ribu. Uang itu diperkirakan hanya bisa bertahan untuk empat hari ke depan.
“Saya harap ada bantu untuk bisa beli beras. Ini saya juga harus menghidupi dua cucu. Anak saya nggak ada yang di rumah,” jelasnya kepada JTV, Rabu (16/02/2023).
Sementara itu, mendapatkan laporan warganya kesulitan makan, Pemerintah Desa Kepatihan langsung datang ke lokasi. Pemdes memberikan bantuan sembako kepada keluarga pra sejahtera ini.
Kepala Desa Kepatihan, Erwin Pribadi, mengaku kabar kondisi keluarga Khoirul Anam dan Nurhayati ini didapatkan pada rabu pagi. Setelah berkordinasi dengan RT RW, Kades langsung mendatangi rumah tersebut. Dirinya menghimbau warga yang kesulitan untuk makan segera melaporkan ke Pemdes.
“Pemerintah desa selama ini memiliki dana sosial dari uang zakat dari perangkat yang memang sengaja disisihkan. Keluarga Khoirul Anam dan Nurhayati selama ini sudah masuk dalam penerima bantuan, namun kenaikan harga sembako yang melambung membuat keluarga ini semakin terjepit,” tutupnya. (ful/rok)
Khoirul yang biasanya mengandalkan pendapatan dari menarik becak, kini sudah berhenti. Sakit yang dideritanya membuat tubuhnya tidak mampu mengayuh kendaraan roda tiga yang diparkir di emperan terasnya.
Terakhir, keluarga ini terpaksa menggadaikan tabung LPG yang menjadi sumber pemasukannya. Semenjak Khoirul sakit, istrinya mencoba keberuntungan dengan jualan gorengan. Kini setelah LPG digadaikan, dirinya sudah tidak bisa mengais rejeki untuk menyambung hidupnya.
Khoirul Anam mengaku terpaksa menggadaikan tabung LPG karena sudah tidak ada pilihan. Dari LPG yang digadaikan dirinya mendapatkan uang 100 ribu. Uang itu diperkirakan hanya bisa bertahan untuk empat hari ke depan.
“Saya harap ada bantu untuk bisa beli beras. Ini saya juga harus menghidupi dua cucu. Anak saya nggak ada yang di rumah,” jelasnya kepada JTV, Rabu (16/02/2023).
Sementara itu, mendapatkan laporan warganya kesulitan makan, Pemerintah Desa Kepatihan langsung datang ke lokasi. Pemdes memberikan bantuan sembako kepada keluarga pra sejahtera ini.
Kepala Desa Kepatihan, Erwin Pribadi, mengaku kabar kondisi keluarga Khoirul Anam dan Nurhayati ini didapatkan pada rabu pagi. Setelah berkordinasi dengan RT RW, Kades langsung mendatangi rumah tersebut. Dirinya menghimbau warga yang kesulitan untuk makan segera melaporkan ke Pemdes.
“Pemerintah desa selama ini memiliki dana sosial dari uang zakat dari perangkat yang memang sengaja disisihkan. Keluarga Khoirul Anam dan Nurhayati selama ini sudah masuk dalam penerima bantuan, namun kenaikan harga sembako yang melambung membuat keluarga ini semakin terjepit,” tutupnya. (ful/rok)